Search | Glossary
Pencarian |Daftar kata
________________________________________
Course Index:
Kursus indeks:
________________________________________
CCNA Discovery - Working at a Small-to-Medium Business or ISP
CCNA Discovery -Bekerja pada suatu Small-to-Medium Business atau ISP
2 Help Desk
2 Meja tulis Bantuan
2.0 Chapter Introduction
20 Pengenalan Bab
2.0.1 Introduction
2.0.1 Introduction
Page 1:
Halaman 1:
2.1 Help Desk Technicians
21 Teknisi-teknisi Meja Tulis Bantuan
2.1.1 ISP Help Desk Organization
2.1.1 ISP Membantu Organisasi Meja Tulis
Page 1:
Halaman 1:
Many business operations depend on the connection to the local network and to the Internet. Because of this, solving network problems is a top priority for businesses.
Banyak operasi bisnis bergantung pada koneksi itu kepada jaringan yang lokal dan untuk Internet. Oleh karena ini, permasalahan jaringan pemecahan adalah suatu prioritas utama untuk urusan(bisnis-urusan(bisnis.
ISPs provide the Internet connection for businesses, and they provide their customers support for problems that occur with Internet connectivity. This support usually includes assistance with customer equipment problems. ISP support is typically provided through the ISP help desk. Whether the problem is connecting to the Internet or getting email, the ISP help desk is usually the first place a user or business turns to for help.
ISPS menyediakan koneksi Internet untuk urusan(bisnis-urusan(bisnis, dan mereka menyediakan dukungan pelanggan-pelanggan mereka untuk permasalahan bahwa terjadi dengan keterhubungan Internet. Dukungan ini biasanya memasukkan di dalamnya bantuan dengan permasalahan peralatan pelanggan. ISP dukungan adalah pada umumnya disediakan melalui ISP membantu meja tulis. Apakah masalah itu sedang menghubungkan kepada Internet atau menjadi email, ISP membantu meja tulis adalah biasanya pemenang pertama seorang putaran pengguna atau bisnis untuk karena bantuan.
ISP help desk technicians have the knowledge and experience to fix problems and get users connected. ISP help desk technicians provide solutions to customer problems with the goal of network optimization and customer retention.
ISP membantu teknisi-teknisi meja tulis mempunyai pengetahuan dan pengalaman untuk menentukan/memperbaiki permasalahan dan mendapat para pemakai dihubungkan. ISP membantu teknisi-teknisi meja tulis menyediakan solusi-solusi kepada permasalahan pelanggan dengan gol dari optimisasi jaringan dan ingatan pelanggan.
A good help desk team ensures that problems are resolved quickly and to the satisfaction of the customer. Providing Internet services is a highly competitive business, and poor service can cause the ISP to lose customers to competing ISPs.
Suatu regu meja tulis bantuan yang baik memastikan bahwa permasalahan dipecahkan dengan cepat dan untuk kepuasan pelanggan. Menyediakan Jasa internet adalah suatu urusan(bisnis sangat kompetitif, dan layanan lemah(miskin dapat menyebabkan ISP itu untuk hilang[kan pelanggan-pelanggan untuk bersaing ISPs.
Page 2:
Halaman 2:
At an ISP, there are usually three levels of customer support:
Pada satu ISP, ada biasanya tiga tingkat dukungan pelanggan:
• Level 1 is for immediate support handled by junior-level help desk technicians.
• Kukur 1 adalah untuk dukungan yang segera yang ditangani oleh tingkatan yunior membantu teknisi-teknisi meja tulis.
• Level 2 handles calls that are escalated to more experienced telephone support.
• Kukur 2 tangkai sebut(panggil yang diperluas kepada lebih mengalami dukungan telepon.
• Level 3 is for calls that cannot be resolved by phone support and require a visit by an on-site technician.
• Kukur 3 adalah untuk panggilan bahwa tidak bisa dipecahkan melalui telephone dukungan dan memerlukan suatu kunjungan oleh satu teknisi yang di tempat.
In addition to ISPs, many other types of medium to large businesses employ help desk or customer support teams. The titles assigned to the technicians may vary from those described here, although the three-level hierarchy is the most common structure. Depending on the size of the organization, the help desk can consist of one person that performs all three levels of support, or it can be a comprehensive call center with elaborate call routing facilities and escalation rules. Some ISPs and businesses contract out their help desk functions to a third-party call center company, which provides the services of Level 1 and Level 2 technicians.
Sebagai tambahan terhadap ISPs, banyak jenis lainnya dari medium kepada bisnis-bisnis yang besar mempekerjakan meja tulis bantuan atau pelanggan mendukung regu-regu. Sebutan/judul-sebutan/judul yang ditugaskan kepada teknisi-teknisi itu boleh bertukar-tukar dari [mereka/yang] menggambarkan di sini, meski tiga hirarki tingkatan adalah struktur yang paling umum. Tergantung pada ukuran dari organisasi, meja tulis bantuan dapat terdiri atas seseorang bahwa melaksanakan ketiga tersebut tingkat dukungan, atau itu bisa merupakan suatu panggilan yang menyeluruh memusat dengan fasilitas-fasilitas penaklukan panggilan yang rumit dan peningkatan memerintah. Beberapa ISPS dan bisnis-bisnis mengontrak ke luar meja tulis bantuan mereka berfungsi ke(pada suatu panggilan yang pihak ketiga memusat perusahaan, yang menyediakan jasa dari Level 1 dan Level 2 teknisi.
2.1.2 Roles of ISP Technicians
2.1.2 Peran dari Teknisi-teknisi ISP
Page 1:
Halaman 1:
When a user initially contacts the help desk to resolve an issue, the call or message is usually directed to a Level 1 support technician. Level 1 support is usually an entry-level position that provides junior technicians with valuable experience. Many customer issues are resolved by the Level 1 support technician.
Ketika seorang pengguna pada awalnya menghubungi meja tulis bantuan untuk memutuskan satu terbitan, panggilan atau pesan adalah biasanya diarahkan pada suatu Level 1 teknisi dukungan. Kukur 1 dukungan adalah biasanya satu posisi tingkat awal bahwa menyediakan teknisi-teknisi yunior dengan pengalaman yang berharga. Banyak pelanggan mengeluarkan dipecahkan oleh Level 1 teknisi dukungan.
Issues that cannot be resolved are sent to Level 2 support, which typically has fewer agents available. The duties and responsibilities of the Level 2 technician are similar to that of the Level 1 technician, but they are at a higher skill level. These agents are expected to solve problems that are more challenging and require more knowledge.
Keluarkan bahwa tidak bisa dipecahkan dikirim ke(pada Level 2 dukungan, yang pada umumnya mempunyai lebih sedikit agen-agen yang tersedia. Tugas-Tugas dan tanggung-jawab dari Level 2 teknisi adalah serupa dengan Level 1 teknisi, hanya mereka adalah di suatu tingkatan ketrampilan yang lebih tinggi. Agen-agen ini diharapkan untuk memecahkan permasalahan yang lebih menantang dan memerlukan lebih banyak pengetahuan.
Page 2:
Halaman 2:
Many larger service providers have expanded their businesses to include managed services or on-site support of a customer network. Organizations that provide managed services are sometimes referred to as Managed Service Providers (MSP). Managed services can be provided by ISPs, telecommunications service providers, or other types of computer and network support organizations. When an ISP is providing managed services, it often requires technicians to visit customer sites for the purpose of installation and support. This type of service represents Level 3 support.
Banyak penyedia-penyedia layanan yang lebih besar sudah memperluas bisnis-bisnis mereka untuk memasukkan di dalamnya mengatur jasa atau dukungan di tempat suatu jaringan pelanggan. Organisasi-organisasi bahwa menyediakan jasa yang diatur kadang-kadang dikenal sebagai Managed Service Providers (MSP). Jasa diatur dapat disediakan oleh ISPs, telekomunikasi-telekomunikasi melayani penyedia-penyedia, atau jenis-jenis lain dari komputer dan jaringan mendukung organisasi-organisasi. Ketika satu ISP yang menyediakan diatur jasa, itu sering kali memerlukan teknisi-teknisi untuk mengunjungi lokasi-lokasi pelanggan untuk tujuan instalasi dan dukungan. Layanan jenis ini mewakili; menunjukkan Level 3 dukungan.
Level 3 support is usually in accordance with a Service Level Agreement (SLA). An SLA resembles an insurance policy, because it provides coverage or service if there is a computer or network problem.
Kukur 3 dukungan adalah biasanya seturut suatu Persetujuan Tingkat Layanan (SLA persetujuan tingkat layanan)). Satu SLA persetujuan tingkat layanan) menyerupai satu polis asuransi, karena itu menyediakan pemenuhan atau layanan jika ada suatu masalah komputer atau jaringan.
Page 3:
Halaman 3:
2.1.3 Interacting with Customers
2.1.3 Interacting dengan Customers
Page 1:
Halaman 1:
Help desk technicians may be required to provide phone support, email support, web-based support, online chat support, and possibly on-site support. They are often the first point of contact for frustrated and anxious customers. Until a problem is solved, help desk technicians may continue to get calls and correspondence asking for status updates and time estimates to resolve an issue.
Bantu teknisi-teknisi meja tulis bisa diperlukan untuk menyediakan dukungan telepon, dukungan email, dukungan berbasis web, online bercakap-cakap dukungan, dan dukungan di tempat mungkin. Mereka sering titik kontak yang pertama untuk pelanggan-pelanggan bersemangat dan yang terhalang. Sampai suatu masalah dipecahkan, teknisi-teknisi meja tulis bantuan boleh melanjutkan untuk mendapat panggilan-panggilan dan surat menyurat meminta status membaharui dan waktu menaksir untuk memutuskan satu terbitan.
The help desk technician must be able to stay focused in an environment with frequent interruptions and perform multiple tasks efficiently and accurately. It can be difficult to consistently maintain a positive attitude and provide a high level of service. The help desk technician has to have excellent interpersonal skills and effective communication skills, both oral and written. The technician must be able to work independently and as part of a team.
Teknisi meja tulis bantuan harus mampu tetap berfokus dalam satu lingkungan dengan seringnya gangguan-gangguan dan melaksanakan tugas-tugas ganda secara efisien dan dengan teliti. Itu dapat sulit untuk secara konsisten memelihara suatu sikap yang positif dan menyediakan layanan yang lebih tinggi. Teknisi meja tulis bantuan harus memiliki ketrampilan-ketrampilan yang hubungan antar pribadi yang sempurna dan keahlian berkomunikasi efektif, kedua-duanya lisan dan ditulis. Teknisi harus mampu bekerja dengan bebas dan sebagai bagian dari suatu regu.
It is important for the help desk technician to be able to handle customer issues with speed, efficiency, and professionalism. Help desk technicians should conduct themselves in accordance with the company's customer service philosophy. A customer service philosophy is an organization-wide ethic shared by everyone from top management to operational staff.
Adalah penting bagi teknisi meja tulis bantuan untuk mampu menangani pelanggan mengeluarkan dengan kecepatan, efisiensi, dan profesionalisme. Bantu teknisi-teknisi meja tulis perlu melakukan diri mereka seturut filsafat layanan pelanggan perusahaan itu. Suatu filsafat layanan pelanggan adalah satu susila yang seluruh organisasi yang dibagi bersama oleh setiap orang dari manajemen puncak ke staf operasional.
Basic incident management procedures must be followed every time a help desk technician receives a call and begins troubleshooting issues. Incident management includes opening a trouble ticket and following a problem-solving strategy. Problem-solving techniques include using troubleshooting flowcharts, addressing questions in a template format, and maintaining proper ticket escalation procedures.
Basic prosedur-prosedur manajemen peristiwa yang harus diikuti setiap kali suatu teknisi meja tulis bantuan menerima suatu panggilan dan mulai troubleshooting mengeluarkan. Manajemen peristiwa memasukkan di dalamnya membuka suatu karcis gangguan dan mengikuti suatu strategi pemecahan masalah. Problem-solving teknik-teknik memasukkan di dalamnya dengan diagram alur troubleshooting, pertanyaan-pertanyaan pengalamatan di suatu bentuk cetakan, dan prosedur-prosedur peningkatan karcis pemeliharaan yang tepat.
A help desk script is used by the help desk technician to gather information and cover the important facts about customer incident.
Suatu script meja tulis bantuan digunakan oleh teknisi meja tulis bantuan untuk mengumpulkan informasi dan menutup(meliput fakta-fakta yang penting tentang peristiwa pelanggan.
Page 2:
Halaman 2:
In addition to technical ability, help desk technicians must be able to greet customers pleasantly and be professional and courteous throughout the call.
Sebagai tambahan terhadap kemampuan teknis, teknisi-teknisi meja tulis bantuan harus mampu menyambut pelanggan-pelanggan senang dan adalah profesional dan ramah sepanjang panggilan.
Customer service and interpersonal skills are especially important when handling difficult clients and incidents. The help desk technician must know how to relieve customer stress and respond to abusive customers.
ketrampilan-ketrampilan Layanan Pelanggan dan hubungan antar pribadi terutama penting ketika menangani klien-klien dan peristiwa-peristiwa sulit. Teknisi meja tulis bantuan harus mengetahui bagaimana caranya membebaskan pelanggan menekan dan bereaksi terhadap pelanggan-pelanggan mengandung kutukan.
Opening trouble tickets and logging information on the tickets are critical to help desk operation. When there are many calls relating to a single problem or symptom, it is helpful to have information on how the problem was resolved in the past. It is also important to relay to the customer what is being done to solve the problem. Good information on open trouble tickets helps communicate accurate status, both to the customer and other ISP personnel.
Membuka karcis-karcis gangguan dan membukukan informasi tentang karcis-karcis itu bersifat kritis untuk membantu operasi meja tulis. Ketika ada banyak panggilan berkenaan dengan suatu masalah atau gejala, itu adalah sangat menolong untuk memiliki informasi tentang bagaimana masalah itu dipecahkan di masa lalu. Adalah penting juga untuk relai kepada . itu menjadi pelanggan yang dilaksanakan apa untuk memecahkan masalah. Informasi baik tentang karcis-karcis gangguan yang terbuka membantu komunikasi;kan status akurat, kedua-duanya kepada pelanggan dan . lain personil ISP.
Page 3:
Halaman 3:
While many issues can be handled remotely, some problems require an on-site visit to the customer premises to install and troubleshoot equipment. When a technician goes on-site, it is important to represent their organization in a professional manner. A professional knows how to make the customer feel at ease and confident in the technician's skills.
Sementara banyak mengeluarkan dapat ditangani sedikit, beberapa permasalahan memerlukan satu kunjungan yang di tempat kepada tanah dan bangunan pelanggan untuk menginstal dan troubleshoot peralatan. Ketika suatu teknisi pergi di tempat, adalah penting untuk mewakili; menunjukkan organisasi mereka di suatu cara yang profesional. Suatu profesional mengetahui bagaimana caranya membuat pelanggan merasa dengan lancar dan yakin di dalam ketrampilan-ketrampilan teknisi itu.
On the first visit to a customer location, it is important for the technician to make a good impression. Personal grooming and the way the technician is dressed are the first things the customer notices. If the technician makes a bad first impression, it may be difficult to change that impression and gain the confidence of the customer. Many employers provide a uniform or have a dress code for their on-site technicians.
Di kunjungan yang pertama ke(pada suatu lokasi pelanggan, adalah penting bagi teknisi itu untuk membuat suatu kesan yang baik. Pengurusan pribadi dan cara teknisi adalah berpakaian adalah hal yang pertama; pertama-tama pelanggan mengenali. Jika teknisi membuat suatu kesan pertama yang tidak baik, mungkin saja sulit untuk berubah bahwa kesan dan mendapatkan keyakinan dari pelanggan. Banyak pemberi kerja menyediakan suatu seragam atau mempunyai suatu pakaian mengkode untuk teknisi-teknisi mereka yang di tempat.
The language and attitude of the technician also reflect on the organization that the technician represents. A customer may be anxious or concerned about how the new equipment will operate. When speaking with a customer, the technician should be polite and respectful, and answer all customer questions. If the technician does not know an answer to a customer question or if additional information is required, the technician should write down the customer inquiry and follow up on it as soon as possible.
Bahasa dan sikap dari teknisi juga mencerminkan organisasi yang teknisi mewakili; menunjukkan. Suatu pelanggan bisa bersemangat atau memperhatikan bagaimana peralatan yang baru akan beroperasi. Ketika berbicara dengan suatu pelanggan, teknisi itu harus hormat dan sopan, dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan pelanggan. Jika teknisi itu tidak mengetahui satu jawaban atas suatu pertanyaan pelanggan atau jika informasi tambahan diperlukan, teknisi itu perlu mencatat pemeriksaan pelanggan dan kelanjutan di atasnya secepat mungkin.
Page 4:
Halaman 4:
2.2 OSI Model
22 OSI Model
2.2.1 Using the OSI Model
2.2.1 Menggunakan Model OSI
Page 1:
Halaman 1:
When a network connectivity problem is reported to the help desk, many methods are available to diagnose the problem. One common method is to troubleshoot the problem using a layered approach. A layered approach requires that the network technician be familiar with the various functions that occur as messages are created, delivered, and interpreted by the network devices and hosts on the network.
Ketika suatu masalah keterhubungan jaringan dilaporkan kepada meja tulis bantuan, banyak metoda ada tersedia untuk mendiagnose masalah. Satu metoda yang umum ke(pada troubleshoot masalah menggunakan suatu pendekatan yang layered. Suatu pendekatan yang layered memerlukan bahwa teknisi jaringan menjadi terbiasa dengan berbagai fungsi-fungsi bahwa terjadi seperti(ketika pesan-pesan diciptakan, dikirimkan, dan yang ditafsirkan oleh alat-alat jaringan dan penghuni di jaringan.
Moving data across a network is best visualized using the seven layers of the Open Systems Interconnection model, commonly referred to as the OSI model. The OSI model breaks network communications down into multiple processes. Each process is a small part of the larger task.
Menggerakkan data ke seberang suatu jaringan yang terbaik dikhayalkan dengan tujuh lapisan dari Interkoneksi Sistem Tempat Terbuka model, biasanya dikenal sebagai OSI model. model OSI pecah;rinci komunikasi-komunikasi jaringan ke dalam proses-proses yang ganda. Masing-masing proses adalah suatu bagian kecil dari tugas yang lebih besar.
For example, in a vehicle manufacturing plant, the entire vehicle is not assembled by one person. Rather the vehicle moves from station to station where specialized teams add specific components. The complex task of assembling a vehicle is made easier by breaking it into manageable and logical tasks. This process also makes troubleshooting easier. When a problem occurs in the manufacturing process, it is possible to isolate the problem to the specific task where the defect was introduced, and then fix it.
Sebagai contoh, di suatu bangunan pabrik sarana (angkut), seluruh sarana (angkut) tidak dirakit oleh seseorang. Agak sarana (angkut) menggerakkan dari setasiun untuk mengistirahatkan di mana regu-regu yang khusus menambahkan komponen-komponen spesifik. Tugas yang kompleks tentang perakitan suatu sarana (angkut) dibuat jadi lebih mudah dengan itu patahan ke dalam tugas-tugas logis dan yang dapat dikendalikan. Proses ini juga membuat troubleshooting lebih mudah. Ketika suatu masalah terjadi di dalam proses pabrikasi, dimungkinkan untuk mengisolasikan masalah itu kepada tugas yang spesifik di mana cacat itu diperkenalkan, dan lalu menentukan/memperbaiki nya.
In a similar manner, the OSI model can be used as a means to focus on a layer when troubleshooting to identify and resolve network problems.
Di suatu cara yang serupa, model OSI dapat digunakan sebagai bermakna untuk berfokus kepada suatu lapisan ketika troubleshooting untuk mengidentifikasi dan memutuskan permasalahan jaringan.
Page 2:
Halaman 2:
The seven layers of the OSI model are divided into two parts: upper layers and lower layers.
Tujuh lapisan dari model OSI yang dibagi menjadi dua bagian: lapisan atas dan menurunkan lapisan-lapisan.
The term upper layer is sometimes used to refer to any layer above the Transport layer of the OSI model. The upper layers deal with application functionality and are generally implemented only in software. The highest layer, the Application layer, is closest to the end user.
Lapisan atas istilah adalah kadang-kadang digunakan untuk mengacu pada setiap lapisan di atas Lapisan transpor dari model OSI. Lapisan atas berhubungan dengan kemampuan aplikasi dan secara umum diterapkan hanya di dalam perangkat lunak. Lapisan yang paling tinggi, Lapisan aplikasi, adalah terdekat ke pengguna akhir.
The term lower layer is sometimes used to refer to any layer below the Session layer. The combined functionality of the lower layers handles data transport. The Physical layer and the Data Link layer are implemented in both hardware and software. The Physical layer is closest to the physical network medium, or network cabling. The Physical layer actually places information on the medium.
Istilah menurunkan lapisan adalah kadang-kadang digunakan untuk mengacu pada setiap lapisan di bawah Lapisan sesi. Kemampuan yang dikombinasikan lapisan-lapisan yang lebih rendah menangani pengangkutan data. Lapisan fisik dan Lapisan link data itu diterapkan di dalam kedua-duanya perangkat keras dan lunak. Lapisan fisik itu adalah terdekat ke medium jaringan yang secara fisik, atau pemasangan kabel jaringan. Lapisan fisik benar-benar menempatkan informasi tentang medium.
End stations, like clients and servers, usually work with all seven layers. Networking devices are only concerned with the lower layers. Hubs work on Layer 1, switches on Layers 1 and 2, routers on Layers 1, 2 and 3, and firewalls on Layers 1, 2, 3, and 4.
Beristirahat akhir, seperti klien-klien dan server-server, biasanya bekerja dengan semua tujuh lapisan. Alat-alat networking hanyalah terkait dengan lapisan-lapisan yang lebih rendah. Poros/pusat kegiatan bekerja di Layer 1, pindah di Layers 1 dan 2, penerus di Layers 1, 2 dan 3, dan firewall di Layers 1, 2, 3, dan 4.
2.2.2 OSI Model Protocols and Technologies
2.2.2 OSI Model Protokol-Protokol dan Teknologi
Page 1:
Halaman 1:
When using the OSI model as a framework for troubleshooting, it is important to understand which functions are performed at each layer, and what network information is available to the devices or software programs performing these functions. For example, many processes must occur for email to successfully travel from the client to the server. The OSI model divides the task of sending and receiving email into smaller, distinct steps that correspond with the seven layers.
Ketika menggunakan model OSI sebagai suatu kerangka untuk troubleshooting, adalah penting untuk memahami yang berfungsi dilaksanakan pada masing-masing lapisan, dan apa yang informasi jaringan ada tersedia kepada program-program alat-alat atau perangkat lunak yang melaksanakan fungsi-fungsi ini. Sebagai contoh, banyak proses harus terjadi karena email untuk dengan sukses bepergian dari klien ke server. model OSI membagi tugas tentang pengiriman dan menerima email ke dalam langkah-langkah yang lebih kecil, bersesuaian terpisah; jelas itu dengan tujuh lapisan.
Step 1: Upper layers create the data.
Langkah 1: Lapisan atas membuat data.
When a user sends an email message, the alphanumeric characters within the message are converted to data that can travel across the network. Layers 7, 6, and 5 are responsible for ensuring that the message is placed in a format that can be understood by the application running on the destination host. This process is called encoding. The upper layers then send the encoded messages to the lower layers for transport across the network. Transporting the email to the correct server relies on the configuration information provided by the user. Problems that occur at the application layer are often related to errors in the configuration of the user software programs.
Ketika seorang gurau pengguna satu pesan email, karakter-karakter yang alfanumerik di dalam pesan itu dikonversi menjadi data bahwa dapat bepergian ke seberang jaringan. Lapisan-lapisan 7, 6, dan 5 bertanggung jawab atas memastikan bahwa pesan itu ditempatkan di suatu bentuk bahwa dapat dipahami oleh aplikasi menjalankan di tuan rumah tujuan. Proses ini disebut pengkodean. Lapisan atas lalu mengirimkan pesan-pesan yang disandikan kepada lapisan-lapisan yang lebih rendah untuk pengangkutan ke seberang jaringan. Mengangkut email itu kepada server yang benar bersandar pada informasi konfigurasi yang disediakan oleh pengguna. Permasalahan bahwa terjadi di lapisan aplikasi sering dihubungkan dengan error di dalam konfigurasi perangkat lunak pengguna memprogram.
Page 2:
Halaman 2:
Step 2: Layer 4 packages the data for end-to-end transport.
Langkah 2: Lapisan 4 membungkus data untuk pengangkutan end-to-end.
The data that comprises the email message is packaged for network transport at Layer 4. Layer 4 breaks the message down into smaller segments. A header is placed on each segment indicating the TCP or UDP port number that corresponds to the correct application layer application. Functions in the transport layer indicate the type of delivery service. Email utilizes TCP segments, therefore packet delivery is acknowledged by the destination. Layer 4 functions are implemented in software that runs on the source and destination hosts. However, because firewalls often use the TCP and UDP port numbers to filter traffic, problems that occur at Layer 4 can be caused by improperly configured firewall filter lists.
Data bahwa menjadi anggota pesan email dibungkus karena pengangkutan jaringan pada Layer 4.Lapisan 4 pecah(rinci pesan ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil. Suatu judul ditempatkan di masing-masing segmen menandakan port TCP protokol kendali transmisi) atau UDP jumlah bahwa berpasangan dengan aplikasi lapisan aplikasi yang benar. Berfungsi di dalam lapisan transpor menandai (adanya) jenis dari layanan penyerahan. Email menggunakan TCP protokol kendali transmisi) segmen-segmen, oleh karena itu penyerahan paket diakui oleh tujuan. Lapisan 4 fungsi diterapkan di dalam perangkat lunak bahwa berlari di penghuni sumber dan tujuan. Bagaimanapun, karena firewall-firewall sering kali menggunakan angka-angka port TCP protokol kendali transmisi) dan UDP untuk menyaring lalu lintas, permasalahan bahwa terjadi pada Layer 4 dapat disebabkan oleh dengan tidak sesuai mengatur filter firewall mendaftar.
Step 3: Layer 3 adds the network IP address information.
Langkah 3: Lapisan 3 menambahkan jaringan protokol internet menunjuk informasi.
The email data received from the transport layer is put into a packet that contains a header with the source and destination network IP addresses. Routers use the destination address to direct the packets across the network along the appropriate path. Incorrectly configured IP address information on the source or destination system can cause Layer 3 problems to occur. Because routers also use IP address information, router configuration errors can cause problems at this layer.
Data email menerima dari lapisan transpor memasukkan ke dalam suatu paket bahwa berisi suatu judul dengan jaringan sumber dan tujuan protokol internet alamat-alamat. Penerus-penerus menggunakan tujuan menunjukkan mengarahkan paket-paket ke seberang jaringan sepanjang alur yang sesuai. Salah mengatur protokol internet informasi alamat tentang sistim sumber atau tujuan dapat menyebabkan Layer 3 permasalahan untuk terjadi. Karena penerus-penerus juga menggunakan protokol internet informasi alamat, error konfigurasi penerus dapat menyebabkan permasalahan pada lapisan ini.
Page 3:
Halaman 3:
Step 4: Layer 2 adds the data link layer header and trailer.
Langkah 4: Lapisan 2 menambahkan judul lapisan link data dan kereta gandeng.
Each network device in the path from the source to the destination, including the sending host, encapsulates the packet into a frame. The frame contains the physical address of the next directly-connected network device on the link. Each device in the chosen network path requires framing so that it can connect to the next device. Switches and network interface cards (NICs) use the information in the frame to deliver the message to the correct destination device. Incorrect NIC drivers, interface cards, and hardware problems with switches can cause Layer 2 problems to occur.
Masing-masing alat jaringan di dalam alur dari sumber ke tujuan, termasuk tuan rumah pengiriman, encapsulates paket ke dalam suatu bingkai. Bingkai berisi alamat fisik dari yang berikutnya secara langsung alat jaringan terhubung di mata rantai. Masing-masing alat di dalam alur jaringan yang di/terpilih memerlukan membingkai sehingga itu dapat sambungkan ke alat yang berikutnya. Saklar-Saklar dan kartu antarmuka jaringan (NICS) gunakan informasi di dalam bingkai itu untuk kirim pesan itu kepada alat tujuan yang benar. driver-driver NIC Yang Salah, kartu antarmuka, dan permasalahan perangkat keras dengan saklar-saklar dapat menyebabkan Layer 2 permasalahan untuk terjadi.
Step 5: Layer 1 converts the data to bits for transmission.
Langkah 5: Lapisan 1 mengkonversi data itu untuk menggigit untuk transmisi.
The frame is converted into a pattern of 1s and 0s (bits) for transmission on the medium. A clocking function enables the devices to distinguish these bits as they travel across the medium. The medium can change along the path between the source and destination. For example, the email message can originate on an Ethernet LAN, cross a fiber campus backbone, and cross a serial WAN link until it reaches its destination on another remote Ethernet LAN. Layer 1 problems can be caused by loose or incorrect cables, malfunctioning interface cards, or electrical interference.
Bingkai itu diubah jadi suatu pola dari 1s dan 0s (bit-bit) untuk transmisi di medium. Suatu fungsi jam memungkinkan alat-alat itu untuk menciri bit-bit ini ketika mereka bepergian ke seberang medium. Medium itu dapat mengubah sepanjang alur antara sumber dan tujuan. Sebagai contoh, pesan email dapat memulai di satu Ethernet LAN, melintasi suatu tulang punggung kampus serabut, dan melintasi suatu WAN yang serial menghubungkan sampai tujuan jangkauan-jangkauan itu nya di Ethernet LAN yang lain remote. Lapisan 1 permasalahan dapat disebabkan oleh melepaskan atau kabel salah, kartu antarmuka kegagalan pemakaian, atau campur tangan elektrik.
At the receiving host, the processes described in steps 1 through 5 are reversed, with the message traveling back up the layers to the appropriate application.
Di menerima tuan rumah, proses-proses menggambarkan sejalan 1 sampai 5 dibalikkan, dengan keliling pesan mem-backup lapisan-lapisan itu kepada aplikasi yang sesuai.
Page 4:
Halaman 4:
2.2.3 Troubleshooting the OSI Model
2.2.3 Troubleshooting OSI Model
Page 1:
Halaman 1:
As a theoretical model, the OSI model defines the protocols, hardware, and other specifications that operate at the seven layers.
Sebagai suatu model teoritis, model OSI menggambarkan protokol-protokol, perangkat keras, dan spesifikasi bahwa lain operasikan di tujuh lapisan.
The OSI model also provides a systematic basis for troubleshooting a network. In any troubleshooting scenario, the basic problem-solving procedure includes the following steps:
model OSI juga menyediakan suatu dasar yang sistematis untuk troubleshooting suatu jaringan. Di dalam setiap skenario troubleshooting, prosedur pemecahan masalah yang dasar meliputi yang berikut langkah-langkah:
1. Define the problem.
1. Gambarkan masalah.
2. Isolate the cause of the problem.
2. Isolasikan penyebab masalah.
3. Solve the problem.
3. Pecahkan masalah.
• Identify and prioritize alternative solutions.
• Identifikasi dan prioritaskan penyelesaian alternatif.
• Select one alternative as the solution.
• Pilih satu alternatif seperti(ketika solusi.
• Implement the solution.
• Pesawat solusi.
• Evaluate the solution.
• Evaluasi solusi.
If an identified solution does not fix the problem, undo any changes and proceed to the next possible solution. Go through the steps until a solution works.
Jika satu solusi yang dikenali tidak menentukan/memperbaiki masalah, membatalkan setiap perubahan-perubahan dan mulai kemungkinan pemecahan yang berikutnya. Alami langkah-langkah sampai suatu solusi bekerja.
In addition to the basic problem-solving procedures, the OSI model can be used as a guideline for troubleshooting. Using a layered model, there are three different troubleshooting approaches that a technician can use to isolate the problem:
Sebagai tambahan terhadap prosedur-prosedur pemecahan masalah yang dasar, model OSI dapat digunakan sebagai suatu petunjuk untuk troubleshooting. Menggunakan suatu model yang layered, ada tiga troubleshooting yang berbeda mendekati bahwa suatu teknisi dapat terbiasa dengan isolat masalah:
• Bottom-Up - The bottom-up approach starts with the physical components of the network and works its way up the layers of the OSI model. Bottom-up troubleshooting is an effective and efficient approach for suspected physical problems.
• Bottom-Up -Pendekatan bawah-atas mulai dengan komponen-komponen yang secara fisik dari jaringan dan berhasil/bekerja halal - atas nya yang lapisan-lapisan dari model OSI. Bottom-up troubleshooting adalah satu pendekatan efisien dan yang efektif untuk permasalahan secara fisik yang dicurigai.
• Top-Down - The top-down approach starts with the user application and works its way down the layers of the OSI model. This approach starts with the assumption that the problem is with the application and not the network infrastructure.
• Top-Down -Pendekatan atas-bawah mulai dengan aplikasi pengguna dan berhasil/bekerja halal - sepanjang lapisan-lapisan nya dari model OSI. Pendekatan ini mulai dengan asumsi yang masalah ada bersama aplikasi dan bukan infrastruktur jaringan.
• Divide-and-Conquer - The divide-and-conquer approach is generally used by more experienced network technicians. The technician makes an educated guess targeting the problem layer and then based on the observed results, moves up or down the OSI layers.
• Divide-and-Conquer -Pendekatan divide-and-conquer adalah secara umum digunakan oleh lebih mengalami teknisi-teknisi jaringan. Teknisi membuat satu terkaan yang dididik mengarahkan lapisan masalah dan lalu berdasar pada mengamati hasil-hasil, bergerak naik ke atau sepanjang lapisan-lapisan OSI.
Using the OSI model as a guide, the help desk technician can query the customer to help define the problem and isolate the cause.
Menggunakan model OSI sebagai suatu pemandu, teknisi meja tulis bantuan dapat query pelanggan untuk membantu menggambarkan masalah dan mengisolasikan penyebab.
Page 2:
Halaman 2:
The help desk technician usually has a standard checklist or script to follow when troubleshooting a problem. Often the script takes a bottom-up approach to troubleshooting. This is because physical problems are usually the simplest to diagnose and repair, and the bottom-up approach starts with the Physical Layer.
Teknisi meja tulis bantuan biasanya mempunyai suatu daftar nama atau script yang standar untuk mengikuti ketika troubleshooting suatu masalah. Sering kali script mengambil suatu pendekatan bawah-atas ke(pada troubleshooting. Ini adalah karena permasalahan secara fisik biasanya yang paling sederhana untuk mendiagnose dan memperbaiki, dan pendekatan bawah-atas mulai dengan Lapisan Fisik.
Layer 1 Troubleshooting
Lapisan 1 Troubleshooting
The technician starts with Layer 1 issues first. Remember, Layer 1 deals with the physical connectivity of the network devices. Layer 1 problems often involve cabling and electricity, and are the reasons for many help desk calls. Some of the more common Layer 1 problems include:
Teknisi mulai dengan Layer 1 terbitan terlebih dulu. Ingat, Lapisan 1 berhubungan dengan keterhubungan yang secara fisik alat-alat jaringan. Lapisan 1 permasalahan sering kali melibatkan pemasangan kabel dan listrik, dan adalah alasan untuk banyak meja tulis bantuan sebut(panggil. Sebagian dari Layer semakin umum 1 permasalahan memasukkan di dalamnya:
• Device power turned off
• Yang dipadamkan menggerakkan alat
• Device power unplugged
• Tercabut menggerakkan alat
• Loose network cable connection
• Sambungan kabel jaringan lepas
• Incorrect cable type
• Jenis kabel(telegram yang salah
• Faulty network cable
• Kabel(telegram jaringan yang keliru
• Faulty wireless access point
• Titik akses tanpa kawat yang keliru
• Incorrect wireless settings, such as the SSID
• Pengaturan-pengaturan tanpa kawat yang salah, seperti SSID
To troubleshoot at Layer 1, first check that all devices have the proper electrical supply, and that the devices are turned on. This may seem to be an obvious solution, but many times the person reporting the problem may overlook a device that is within the network path from source to destination. If there are any LEDs that display the status of the connectivity, verify with the customer that they are indicating correctly. If on-site, visually inspect all network cabling and reconnect cables to ensure a proper connection. If the problem is with wireless, verify that the wireless access point is operational and that wireless settings are configured correctly.
Ke(pada troubleshoot pada Layer 1, cek pertama bahwa semua alat mempunyai penyediaan wajar elektrik, dan bahwa alat-alat diputar di. Ini boleh sepertinya adalah satu solusi yang jelas nyata, tetapi banyak kali orang yang melaporkan masalah itu boleh melewatkan suatu alat yang di dalam alur jaringan dari sumber ke tujuan. Apakah ada LEDs bahwa tampilkan status dari keterhubungan, memverifikasi dengan pelanggan bahwa mereka sedang menandakan secara benar. Jika yang di tempat, secara visual memeriksa semua pemasangan kabel jaringan dan menyambung kembali kabel untuk memastikan suatu koneksi yang tepat. Jika masalah ada bersama yang tanpa kawat, memverifikasi bahwa titik akses yang tanpa kawat adalah operasional dan bahwa pengaturan-pengaturan yang tanpa kawat diatur secara benar.
When remotely troubleshooting a problem, the technician should advise the caller through each step, what to look for, and what to do if an error is found. If it is determined that all Layer 1 issues have been addressed, it is time to travel up the OSI model to Layer 2.
Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah, teknisi itu perlu menasehati; memberitahukan pemanggil melalui masing-masing melangkah, apa yang harus mencari, dan harus berbuat apa jika satu kesalahan ditemukan. Jika itu ditentukan bahwa semua Layer 1 terbitan telah ditujukan, kini adalah waktunya untuk bepergian atas, model OSI ke(pada Layer 2.
Page 3:
Halaman 3:
Layer 2 Troubleshooting
Lapisan 2 Troubleshooting
Network switches and host NICs perform Layer 2 functions. Layer 2 problems can be caused by faulty equipment, incorrect device drivers, or an improperly configured switch. When remotely troubleshooting a problem, it may be difficult to isolate a Layer 2 problem.
Saklar-saklar jaringan dan tuan rumah NICs melaksanakan Layer 2 fungsi. Lapisan 2 permasalahan dapat disebabkan oleh peralatan yang keliru, driver peranti yang salah, atau satu saklar dengan tidak sesuai mengatur. Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah, mungkin saja sulit untuk mengisolasikan suatu Layer 2 masalah.
An on-site technician can check whether the NIC is installed and working properly. Reseating the NIC, or replacing a suspected faulty NIC with a known good NIC, helps to isolate the problem. The same process can be done with any network switch.
Satu teknisi yang di tempat dapat memeriksa apakah NIC itu diinstall dan bekerja dengan baik. Memasang tempat duduk baru NIC, atau menggantikan suatu NIC yang keliru yang dicurigai dengan suatu NIC baik yang dikenal, membantu ke arah mengisolasikan masalah. Proses yang sama bisa dilakukan dengan setiap jaringan pindah.
Layer 3 Troubleshooting
Lapisan 3 Troubleshooting
At Layer 3, the technician needs to investigate the logical addressing used in the network, such as the IP address scheme. If the network is using IP addressing, the technician verifies that the device has the proper settings, such as:
Pada Lapisan 3, teknisi perlu untuk menyelidiki pengalamatan yang logis yang digunakan di dalam jaringan, seperti protokol internet menunjuk rencana. Jika jaringan itu sedang menggunakan protokol internet pengalamatan, teknisi memverifikasi bahwa alat mempunyai pengaturan-pengaturan wajar, seperti:
• IP address within the assigned network
• protokol internet menunjuk di dalam jaringan yang ditugaskan
• Correct subnet mask
• Topeng subjaringan benar
• Correct default gateway
• Pintu gerbang asumsi benar
• Other settings as required, such as DHCP or DNS
• lain menentukan seperti diperlukan, seperti DHCP atau DNS sistem nama ranah)
At Layer 3, several utilities can assist with the troubleshooting process. Three of the most common command line tools are:
Pada Lapisan 3, beberapa kegunaan dapat membantu dengan proses troubleshooting. Sebanyak tiga perkakas baris perintah yang paling umum adalah:
ipconfig - Shows IP settings on the computer
ipconfig -Tunjukkan protokol internet pengaturan-pengaturan di komputer
ping - Tests basic network connectivity
ping -Uji keterhubungan jaringan dasar
tracert - Determines if the routing path between the source and destination is available
tracert -Tentukan jika alur penaklukan antara sumber dan tujuan ada tersedia
Most network problems can usually be resolved using these Layer 1, 2, and 3 troubleshooting techniques.
Kebanyakan permasalahan jaringan dapat biasanya dipecahkan dengan Layer ini 1, 2, dan 3 teknik troubleshooting.
Page 4:
Halaman 4:
Layer 4 Troubleshooting
Lapisan 4 Troubleshooting
If Layers 1 through 3 all appear to be operating normally and the technician can successfully ping the IP address of the remote server, it is time to check the higher layers. For example, if a network firewall is used along the path, it is important to check that the application TCP or UDP port is open and no filter lists are blocking traffic to that port.
Jika Lapisan-lapisan 1 sampai 3 semua muncul untuk menjadi beroperasi secara normal dan teknisi itu dapat dengan sukses ping alamat protokol internet dari server yang remote, kini adalah waktunya untuk memeriksa lapisan-lapisan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika suatu firewall jaringan digunakan sepanjang alur, adalah penting untuk memeriksa bahwa aplikasi TCP protokol kendali transmisi) atau UDP port bersikap terbuka dan tidak ada filter mendaftar sedang menghalangi lalu lintas untuk port tersebut.
Layers 5 through 7 Troubleshooting
Lapisan-lapisan 5 sampai 7 Troubleshooting
The technician should also check the application configuration. For example, if troubleshooting an email issue, ensure that the application is configured with the correct sending and receiving email server information. It is also necessary to ensure that domain name resolution is functioning as expected.
Teknisi itu perlu juga memeriksa konfigurasi aplikasi. Sebagai contoh, jika troubleshooting satu isu email, memastikan bahwa aplikasi itu diatur dengan pengiriman yang benar dan menerima informasi server email. Ini juga perlu memastikan bahwa resolusi nama daerah sedang berfungsi seperti diharapkan.
For remote technicians, higher layer issues can be checked by using other network utility tools, such as a packet sniffer, to view traffic as it crosses the network. A network application, such as Telnet, can also be used to view configurations.
Untuk teknisi-teknisi yang remote, lapisan yang lebih tinggi mengeluarkan dapat dicek dengan menggunakan perkakas kegunaan jaringan lain, seperti suatu paket mengendus-endus, untuk memandang lalu lintas karena persilangan jaringan. Suatu aplikasi jaringan, seperti Telnet, dapat juga digunakan untuk memandang konfigurasi-konfigurasi.
Page 5:
Halaman 5:
2.3.1 Help Desk Troubleshooting Scenarios
2.3.1 Meja Tulis Bantuan Troubleshooting Skenario
The diagram depicts a Level 1 service call concerning email issues.
Diagram melukiskan suatu Level 1 layanan sebut(panggil mengenai email mengeluarkan.
The technician says, Good morning. My name is Jill. How may I help you?
Teknisi berkata, Selamat pagi. Nama saya adalah Jill. Bagaimana Mei aku membantu anda?
The customer says, My service agreement number is 4567. I can send email, but I cannot receive any email.
Pelanggan berkata, Nomor persetujuan layanan -Ku adalah 4567. Aku dapat mengirimkan email, tetapi aku tidak bisa menerima setiap email.
The technician says, Let me look up your account information. I will be with you momentarily. If you can send email, then your connection is fine. It must be your POP settings. This is how you fix the problem.
Teknisi berkata, Izinkan saya memandang informasi pelanggan mu. Aku akan bersama anda sebentar lagi. Jika anda dapat mengirimkan email, lalu koneksi mu adalah bagus. Itu harus pengaturan-pengaturan angkat mu. Ini adalah bagaimana Anda menentukan/memperbaiki masalah.
The customer says, Yes, I am now receiving email. Thank you.
Pelanggan berkata, Ya, aku kini menerima email. Terimakasih.
The technician says, I will close the ticket. Have a great day.
Teknisi berkata, aku akan menutup karcis. Milikilah suatu hari yang besar.
2.3 ISP Troubleshooting
23 ISP Troubleshooting
2.3.1 Help Desk Troubleshooting Scenarios
2.3.1 Meja Tulis Bantuan Troubleshooting Skenario
Page 1:
Halaman 1:
The number and types of calls received by the help desk can vary extensively. Some of the most common calls include problems with email, host configuration, and connectivity.
Nomor dan jenis-jenis dari panggilan-panggilan yang diterima oleh meja tulis bantuan dapat bertukar-tukar secara ekstensif. Sebagian dari panggilan yang paling umum memasukkan di dalamnya permasalahan dengan email, konfigurasi tuan rumah, dan keterhubungan.
Email Issues
Email Mengeluarkan
• Can receive but not send
• Dapat menerima tetapi tidak mengirim
• Can send but not receive
• Dapat mengirim tetapi tidak menerima
• Cannot send or receive
• Tidak bisa mengirim atau menerima
• Nobody can reply to messages
• Tidak ada orang dapat menjawab kepada pesan-pesan
A common cause of many email problems is using the wrong POP, IMAP, or SMTP server names. It is best to check with the email administrator to confirm the proper name of the POP or IMAP server and SMTP server. In some cases, the same server name for both POP/IMAP and SMTP are used. Also, confirm that the username and password are correct. Since the password is not usually displayed, it is a good idea to carefully re-enter it.
Suatu yang umum penyebab banyak permasalahan email sedang menggunakan angkat yang salah, IMAP, atau Server SMTP menyebut. Itu terbaik untuk memeriksa pengurus email untuk mengkonfirmasikan nama diri dari server angkat atau IMAP dan Server SMTP. Dalam beberapa hal, server yang sama menyebut untuk kedua-duanya POP/IMAP dan SMTP protokol pengiriman surat sederhana) digunakan. Juga, mengkonfirmasikan bahwa nama pengguna dan kata sandi benar. Karena kata sandi itu tidak biasanya dipertunjukkan, [ini] merupakan suatu gagasan yang baik untuk secara hati-hati masuk kembali nya.
When troubleshooting these issues over the phone, it is important to step the customer through the configuration parameters carefully. Many customers are unfamiliar with the terminology and the settings of the various configuration parameters. If possible, connect to the customer device via remote management software. This allows the technician to perform the necessary steps for the customer.
Ketika isu-isu troubleshooting ini (di) atas telepon, adalah penting untuk melangkah pelanggan melalui parameter-parameter konfigurasi secara hati-hati. Banyak pelanggan bersifat tidak familier dengan istilah dan pengaturan-pengaturan berbagai parameter-parameter konfigurasi. Jika yang mungkin, sambungkan ke perangkat lunak manajemen alat pelanggan remote via. Hal ini mengizinkan[membiarkan teknisi itu untuk melaksanakan langkah-langkah yang perlu untuk pelanggan.
2.3.1 Help Desk Troubleshooting Scenarios
2.3.1 Meja Tulis Bantuan Troubleshooting Skenario
The diagram depicts two small local networks, A. and B, each with a switch and four hosts. There is a DHCP server on each LAN segment. The servers are connected to a router that is connected to the Internet cloud.
Diagram melukiskan dua jaringan lokal kecil, A. dan B, masing-masing dengan suatu saklar dan empat penghuni. Ada suatu server DHCP di masing-masing LAN segmen. Server-server itu disambungkan ke suatu penerus yang disambungkan ke awan Internet.
The DHCP server located on local network A is down. All hosts on this network have received self-assigned private link-local addresses in the 169.254.0.0 /16 range. Microsoft refers to link-local addresses as Automatic Private IP Addressing (A. P IP A). All hosts are able to communicate locally, but are unable to access hosts on other networks. The router does not forward link-local addresses.
server DHCP menempatkan di Jaringan A lokal berada di bawah. Semua penghuni di jaringan ini sudah menerima alamat-alamat mata rantai pribadi diri sendiri lokal yang ditugaskan di dalam 169.254.0.0 cakupan /16. Microsoft mengacu pada alamat-alamat mata rantai lokal sebagai Automatic Private IP Addressing (A. P protokol internet A). Semua penghuni mampu komunikasi;kan di tempat itu, tetapi tidak mampu untuk mengakses penghuni di jaringan yang lain. Penerus itu tidak maju alamat-alamat mata rantai lokal.
The DHCP server on the local network B is operating normally. All hosts have received proper addressing information and are able to communicate locally and across the Internet.
server DHCP di Jaringan B yang lokal sedang beroperasi secara normal. Semua penghuni sudah menerima informasi pengalamatan wajar dan mampu komunikasi;kan di tempat itu dan ke seberang Internet.
Page 2:
Halaman 2:
Host Configuration Issues
Konfigurasi Tuan Rumah Mengeluarkan
A common issue that can prevent connectivity to the Internet or other network resources is improperly configured host addressing information. This can include an incorrect IP address, subnet mask, or default gateway.
Suatu isu yang umum bahwa dapat mencegah keterhubungan kepada Internet atau sumber daya jaringan lain adalah dengan tidak sesuai diatur informasi pengalamatan tuan rumah. Ini dapat memasukkan di dalamnya satu alamat protokol internet yang salah, topeng subjaringan, atau pintu gerbang asumsi.
In environments where the IP addressing information is manually configured, it is possible that the IP configuration was simply entered incorrectly. In environments where hosts are configured to dynamically receive an IP address from an assignment server, such as a DHCP server, the server may fail or become unreachable due to network issues.
Di dalam lingkungan-lingkungan di mana informasi pengalamatan protokol internet adalah dengan tangan diatur, itu adalah mungkin bahwa konfigurasi protokol internet hanyalah masuk salah. Di dalam lingkungan-lingkungan di mana penghuni diatur untuk secara dinamis menerima satu alamat protokol internet dari satu server penugasan, seperti suatu server DHCP, server itu boleh gagal atau menjadi yang tak dapat dicapai karena jaringan mengeluarkan.
If a host is configured to receive an address dynamically, and an assignment server is unavailable or unreachable, a link-local address will be automatically assigned to the local host by the operating system. IPv4 addresses in the address block 169.254.0.1 to 169.254.255.254 (169.254.0.0 /16) are designated as link-local addresses. A link-local process will randomly select an IP address within the 169.254.0.0/16 range. But what prevents two hosts from randomly selecting the same IP address?
Jika suatu tuan rumah diatur untuk menerima satu alamat secara dinamis, dan satu server penugasan adalah tak dapat dicapai atau tak tersedia, suatu alamat mata rantai lokal akan secara otomatis ditugaskan kepada tuan rumah yang lokal oleh sistem operasi. IPV4 menunjuk di dalam menunjukkan blok 169.254.0.1 169.254.255.254 (169.254.0.0 /16) ditunjuk ketika alamat-alamat mata rantai lokal. Suatu proses mata rantai lokal akan secara acak memilih satu alamat protokol internet di dalam 169.254.0.0/16 cakupan. Tetapi apa mencegah dua penghuni dari pemilihan secara acak, alamat protokol internet yang sama?
Once the link-local process selects an IP address, it sends an ARP query with that IP onto the network to see if any other devices are using that address. If there is no response, the IP address is assigned to the device, otherwise another IP address is selected, and the ARP query is repeated. Microsoft refers to link-local addresses as Automatic Private IP Addressing (APIPA).
Begitu proses mata rantai lokal memilih satu alamat protokol internet, gurau itu satu ARP Protokol Resolusi Alamat) query dengan protokol internet ke jaringan itu tersebut untuk lihat bila ada yang alat-alat lain sedang menggunakan bahwa alamat. Jika tidak ada tanggapan, alamat protokol internet ditugaskan kepada alat, alamat protokol internet lain jika tidak terpilih, dan query ARP Protokol Resolusi Alamat) diulangi. Microsoft mengacu pada alamat-alamat mata rantai lokal sebagai Automatic Private IP Addressing (APIPA).
If multiple hosts on the same network obtain a link-local address, client/server and peer-to-peer applications between those hosts will work properly. However, because link-local addresses are in the private Class B address space, communication outside of the local network is not possible.
Jika penghuni yang ganda di jaringan yang sama memperoleh suatu alamat mata rantai lokal, client/server dan peer-to-peer aplikasi-aplikasi antara itu penghuni akan pekerjaan dengan baik. Bagaimanapun, karena alamat-alamat mata rantai lokal di dalam pribadi Class B menunjuk ruang(spasi, komunikasi di luar jaringan yang lokal bukanlah yang mungkin.
When troubleshooting both manually and dynamically configured hosts, use the host command ipconfig /all to verify that the host is using the appropriate IP configuration.
Ketika troubleshooting kedua-duanya dengan tangan dan secara dinamis mengatur penghuni, menggunakan tuan rumah memerintah ipconfig /all untuk memverifikasi bahwa tuan rumah sedang menggunakan konfigurasi protokol internet yang sesuai.
2.3.1 Help Desk Troubleshooting Scenarios
2.3.1 Meja Tulis Bantuan Troubleshooting Skenario
The diagram depicts a Level 1 service call concerning network connectivity issues.
Diagram melukiskan suatu Level 1 layanan sebut(panggil mengenai keterhubungan jaringan mengeluarkan.
The technician says, Good morning, my name is Jill. How may I help you?
Teknisi berkata, Selamat pagi, nama saya adalah Jill. Bagaimana Mei aku membantu anda?
The customer says, My name is Billy. My service agreement number is 998, and I cannot connect to anything.
Pelanggan berkata, Nama saya adalah Billy. Nomor persetujuan layanan -Ku adalah 998, dan aku tidak bisa sambungkan ke apapun.
The technician says, Please hold for one minute while I retrieve your information.
Teknisi berkata, tolong pegang(jaga selama nya menit selagi aku mendapat kembali informasi mu.
The technician says, OK, when did you first notice the problem?
Teknisi berkata, OK, kapan anda pemberitahuan pertama masalah?
The customer says, Today, after I moved my computer desk to clean the floors.
Pelanggan berkata, Dewasa ini, setelah aku memindahkan meja tulis komputer ku untuk membersihkan lantai-lantai.
The technician says, Is the link light on your computer network card illuminated?
Teknisi berkata, Adalah mata rantai menerangi di kartu jaringan komputer mu menerangi?
The customer says, No, and the cable looks twisted.
Pelanggan berkata, Tanpa, dan kabel(telegram kelihatan terbelit.
The technician says, OK, do you have another cable to replace the damaged one?
Teknisi berkata, OK, apakah Anda mempunyai kabel(telegram lain untuk menggantikan nya yang dirusakkan?
The customer says, Yes. Hold one minute.
Pelanggan berkata, Ya. Pegang(jaga satu menit.
The customer says, OK, it looks fine now. Thanks for your assistance.
Pelanggan berkata, OK, kelihatannya bagus sekarang. Terima kasih untuk bantuan mu.
The technician says, Great. I will close the trouble ticket. Have a great day.
Teknisi berkata, Besar. Aku akan menutup karcis gangguan. Milikilah suatu hari yang besar.
Page 3:
Halaman 3:
Customer Connectivity Issues
Keterhubungan Pelanggan Mengeluarkan
Connectivity problems are more common with new customers trying to connect for the first time. However, sometimes existing customers encounter connectivity issues. First-time customers may have problems with installing the hardware as well as software configuration settings. Existing customers notice connectivity problems when they cannot open a web page or connect to instant messaging or email.
Permasalahan keterhubungan lebih umum dengan pelanggan-pelanggan yang baru berusaha untuk sambung untuk pertama kali. Bagaimanapun, pelanggan-pelanggan yang ada kadang-kadang mematahkan keterhubungan mengeluarkan. Pertama-tama Pelanggan-pelanggan waktu mungkin punya permasalahan dengan penerapan perangkat keras seperti juga pengaturan-pengaturan konfigurasi perangkat lunak. Pelanggan-pelanggan yang ada mengenali permasalahan keterhubungan ketika mereka tidak bisa open suatu halaman web atau sambungkan ke pemberitaan instan atau email.
There are many reasons why a customer has no connectivity, including the following:
Ada banyak pertimbangan mengapa suatu pelanggan tidak memiliki keterhubungan, termasuk mengikuti:
• Delinquent payments for services
• Pembayaran-pembayaran pelanggar untuk jasa
• Hardware failures
• Kegagalan-kegagalan perangkat keras
• Physical layer failures
• Kegagalan-kegagalan lapisan fisik
• Incorrect application settings
• Pengaturan-pengaturan aplikasi yang salah
• Missing application plug-ins
• Aplikasi yang hilang plug-ins
• Missing applications
• Aplikasi-aplikasi yang hilang
In many cases, the problem is simply a faulty cable, or a cable plugged into an incorrect port. These types of issues can be resolved by checking the cable connection or replacing the cable.
Dalam banyak kesempatan, masalah hanyalah suatu kabel(telegram yang keliru, atau suatu kabel(telegram mengisi ke dalam satu port yang salah. Jenis-jenis ini bank peredaran dapat dipecahkan dengan pemeriksaan sambungan kabel atau menggantikan kabel(telegram.
Other problems, such as software issues, may be more difficult to detect. One example is an incorrectly loaded TCP/IP stack, preventing IP from operating correctly. The TCP/IP stack can be tested and verified using a loopback address. The loopback is a special address, the reserved IPv4 address 127.0.0.1, which hosts use to direct traffic to themselves. The loopback address creates a shortcut method for TCP/IP applications and services that run on the same device to communicate.
Permasalahan lain, seperti perangkat lunak mengeluarkan, bisa lebih sulit untuk dindeteksi. Satu contoh adalah satu tumpukan TCP/IP salah memuat, mencegah protokol internet dari beroperasi secara benar. tumpukan TCP/IP dapat diuji dan dibuktikan dengan suatu alamat loopback. Loopback itu adalah suatu alamat yang khusus, alamat IPv4 yang terpesan 127.0.0.1, penghuni yang terbiasa dengan lalu lintas yang langsung kepada sendiri. Alamat loopback membuat suatu metoda jalan-pintas untuk aplikasi-aplikasi TCP/IP dan jasa bahwa berjalan di alat yang sama untuk komunikasi;kan.
You can ping the loopback address to test the configuration of TCP/IP on the local host. If you are unable to get a response when pinging the loopback address, suspect an improperly configured or installed TCP/IP stack.
Anda dapat ping loopback menunjukkan menguji konfigurasi TCP/IP di tuan rumah yang lokal. Jika anda tidak mampu untuk mendapat suatu menanggapi ketika ping alamat loopback, orang yang dicurigai satu dengan tidak sesuai diatur atau tumpukan TCP/IP yang diinstall.
Addresses 127.0.0.0 through 127.255.255.255 are reserved for testing purposes. Any address within this block will loop back within the local host. No address within this block should ever appear on any network. Despite the fact that the entire 127.0.0.0/8 network range is reserved, the only address typically used for loopback testing is the 127.0.0.1 address.
Tunjuk 127.0.0.0 sampai 127.255.255.255 terpesan untuk menguji bermaksud. Setiap alamat di dalam blok ini akan pengulangan/jerat kembali di dalam tuan rumah yang lokal. Tidak ada alamat di dalam blok ini perlu pernah; selalu muncul di setiap jaringan. Meskipun fakta bahwa seluruh 127.0.0.0/8 cakupan jaringan terpesan, satu-satunya alamat yang pada umumnya digunakan untuk ujian loopback adalah 127.0.0.1 alamat.
2.3.1 Help Desk Troubleshooting Scenarios
2.3.1 Meja Tulis Bantuan Troubleshooting Skenario
Link to Packet Tracer Exploration: Troubleshooting and Resolving Network Issues
Mata rantai dengan Packet Tracer Exploration: Troubleshooting dan Resolving Network Issues
Page 4:
Halaman 4:
Packet Tracer Activity
Aktivitas Pengusut Paket
Troubleshoot and resolve a network connectivity issue.
Troubleshoot dan memutuskan suatu isu keterhubungan jaringan.
Click the Packet Tracer icon to begin.
Klik ikon Packet Tracer untuk mulai.
2.3.2 Creating and Using Help Desk Records
2.3.2 Menciptakan dan Menggunakan Meja Tulis Bantuan Merekam
The diagram depicts a work order document.
Diagram melukiskan suatu dokumen pesanan pekerjaan.
2.3.2 Creating and Using Help Desk Records
2.3.2 Menciptakan dan Menggunakan Meja Tulis Bantuan Merekam
Page 1:
Halaman 1:
When a Level 1 help desk technician receives a call, there is a process followed to gather information. There are also specific systems for storing and retrieving relevant information. It is extremely important to gather the information correctly in the event that a call has to be escalated to Layer 2 or require an on-site visit.
Ketika suatu Level 1 teknisi meja tulis bantuan menerima suatu panggilan, ada suatu proses yang diikuti untuk mengumpulkan informasi. Ada sistem spesifik juga untuk menyimpan dan mendapat kembali informasi terkait. Itu adalah sangat penting bagi mengumpulkan informasi secara benar seandainya suatu panggilan harus diperluas ke(pada Layer 2 atau memerlukan satu kunjungan yang di tempat.
The information gathering and recording process starts as soon as the technician answers the phone. When the customer identifies who they are, the technician accesses the relevant customer information. Typically, a database application is used to manage the customer information.
Pertemuan informasi dan merekam proses mulai secepat teknisi jawab telepon. Ketika pelanggan mengidentifikasi yang yang mereka ,teknisi mengakses relevan informasi pelanggan. Pada umumnya, suatu aplikasi database digunakan untuk mengatur informasi pelanggan.
The information is transferred to a trouble ticket, or incident report. This document can be a piece of paper in a paper filing system or an electronic tracking system designed to follow the troubleshooting process from beginning to end. Each person who works on the problem is expected to record what was done on the trouble ticket. When an on-site call is required, the trouble ticket information can be converted to a work order that the on-site technician can take to the customer site.
Informasi itu ditransfer ke suatu karcis gangguan, atau laporan kejadian. Dokumen ini bisa merupakan suatu potongan dari kertas di suatu sistem pengarsipan kertas atau satu sistim perkerjaan mengikuti jalan yang elektronik yang dirancang untuk mengikuti proses troubleshooting dari permulaan sampai akhir. Masing-masing orang yang bekerja di masalah itu diharapkan untuk merekam apa dilaksanakan di karcis gangguan. Ketika satu panggilan yang di tempat diperlukan, informasi karcis gangguan dapat dikonversi menjadi suatu pesanan pekerjaan yang teknisi yang di tempat dapat lari ke lokasi pelanggan.
When a problem is resolved, the solution is documented in the customer work order or trouble ticket, and in a knowledge-base document for future reference.
Ketika suatu masalah dipecahkan, solusi itu didokumentasikan di dalam pesanan pekerjaan pelanggan atau karcis gangguan, dan di suatu dokumen basis pengetahuan untuk acuan yang masa depan.
Occasionally, the Level 1help desk technician may receive a call that cannot be resolved quickly. In this instance, the technician is responsible for passing the call to a Level 2 technician who is more qualified to resolve the issue. Passing the call to a higher level technician is known as the call escalation process.
Adakalanya, Level 1help teknisi meja tulis boleh menerima suatu panggilan bahwa tidak bisa dipecahkan dengan cepat. Di dalam kejadian ini, teknisi bertanggung jawab atas [lewat/ sampaikan] panggilan itu ke(pada suatu Level 2 teknisi yang lebih berkwalitas untuk memutuskan isu. [lewat/ sampaikan] panggilan itu ke(pada suatu teknisi yang tingkat yang lebih tinggi dikenal sebagai proses peningkatan panggilan.
Both Level 1 and Level 2 help desk technicians attempt to solve customer problems using the telephone, web tools, and possibly remote desktop sharing applications.
Keduanya Tingkatan 1 dan Level 2 usaha teknisi-teknisi meja tulis bantuan untuk memecahkan permasalahan pelanggan menggunakan telepon, perkakas web, dan aplikasi-aplikasi pembagian desktop remote mungkin.
2.3.2 Creating and Using Help Desk Records
2.3.2 Menciptakan dan Menggunakan Meja Tulis Bantuan Merekam
The diagram depicts images of network troubleshooting tools.
Diagram melukiskan gambaran-gambaran dari jaringan troubleshooting perkakas.
Crimpers - Used to crimp the connector to the cable.
Alat gelas penyegel -Digunakan untuk kerutan/keriting penyambung itu kepada kabel(telegram.
Cable - Used to run new cable or replace old cable.
Kabel(telegram -Digunakan untuk menjalankan kabel(telegram kabel(telegram atau pindahkan tua baru.
Connectors - Used to make new cables or replace broken connectors.
Penyambung-penyambung -Digunakan untuk membuat kabel atau pindahkan baru rusak?merekah penyambung-penyambung.
Multimeter - Used to measure the difference in electrical potential between two points in an electric circuit.
Multimeter -Digunakan untuk mengukur perbedaan di dalam potensial elektrik antara dua poin-poin dalam satu untai elektrik.
Laptop - used to test the network through various utility programs.
Laptop -digunakan untuk menguji jaringan melalui berbagai program kegunaan.
Linksys Router - Used to connect multiple wired and wireless computers to a single network.
Linksys Router -Digunakan untuk sambung berbagai komputer-komputer tanpa kawat dan yang dilengkapi kepada suatu jaringan.
Floppy Disk - Used for boot disks.
Floopy Disk -Yang digunakan untuk boot disk.
Cell Phone - Used for calling the office, setting up and confirming appointments.
Telepon Genggam -Yang digunakan untuk memanggil kantor, menyiapkan dan menetapkan janji temu.
Page 2:
Halaman 2:
If the help desk technicians are not able to fix the problem remotely, it is often necessary to send a Level 3 on-site technician to the customer premise location. It is the job of the on-site technician to visit the customer premise to physically work on the problem equipment. The help desk technician can make an appointment with the customer for the on-site technician to perform the repairs, or it may be the responsibility of the on-site technician to arrange the appointment.
Jika teknisi-teknisi meja tulis bantuan tidak mampu menentukan/memperbaiki masalah sedikit, itu sering perlu mengirimkan suatu Level 3 teknisi yang di tempat kepada pelanggan berdasarkan lokasi. (ia) adalah pekerjaan dari teknisi yang di tempat untuk mengunjungi landasan pemikiran pelanggan untuk secara phisik bekerja di peralatan masalah. Teknisi meja tulis bantuan dapat membuat kencan dengan pelanggan untuk teknisi yang di tempat untuk melaksanakan pekerjaan pembetulan, atau mungkin saja tanggung jawab teknisi yang di tempat untuk menyusun janji temu.
To properly troubleshoot the problem, the on-site technician reviews the trouble ticket to see what was previously done. This review gives the technician some background information and a logical starting point. It also helps the technician decide which tools and supplies to bring, rather than having to leave the customer site to obtain supplies.
Kepada dengan baik troubleshoot masalah, teknisi yang di tempat meninjau ulang karcis gangguan untuk lihat apa sebelumnya selesai. Tinjauan ulang ini memberi teknisi beberapa informasi latar belakang dan suatu titik awal yang logis. Itu juga membantu teknisi memutuskan perkakas yang dan persediaan untuk membawa, dibanding mempunyai untuk meninggalkan lokasi pelanggan untuk memperoleh persediaan.
On-site technicians typically work on the network at the customer location, although there are instances where the technician is unable to make the needed repairs and must bring the damaged equipment back to the ISP site for additional troubleshooting.
Teknisi-teknisi di tempat pada umumnya bekerja di jaringan di lokasi pelanggan, meski ada kejadian-kejadian di mana teknisi itu tidak mampu untuk membuat pekerjaan pembetulan yang diperlukan dan harus membawa peralatan yang dirusakkan kembali ke(pada lokasi ISP untuk troubleshooting tambahan.
2.3.3 Customer Site Procedures
2.3.3 Prosedur-prosedur Lokasi Pelanggan
The diagram depicts an on-site technician working with a customer.
Diagram melukiskan satu teknisi yang di tempat bekerja dengan suatu pelanggan.
2.3.3 Customer Site Procedures
2.3.3 Prosedur-prosedur Lokasi Pelanggan
Page 1:
Halaman 1:
There are four steps an on-site technician performs before beginning any troubleshooting or repair at the customer site:
Ada empat langkah-langkah satu teknisi yang di tempat melaksanakan sebelum mulai setiap troubleshooting atau perbaikan di lokasi pelanggan:
Step 1. Provide proper identification to the customer.
Langkah 1.Sediakan identifikasi yang tepat kepada pelanggan.
Step 2. Review the trouble ticket or work order with the customer to verify that the information is correct.
Langkah 2.Meninjau ulang karcis gangguan atau pesanan pekerjaan dengan pelanggan itu untuk memverifikasi bahwa informasi benar.
Step 3. Communicate the current status of any identified problems and the actions the technician expects to take at the customer site that day.
Langkah 3.Komunikasi;kan status yang ada tentang segala permasalahan yang dikenali dan tindakan-tindakan yang teknisi mengharapkan untuk mengambil di lokasi pelanggan hari itu.
Step 4. Obtain permission from the customer to begin the work.
Langkah 4.Peroleh ijin dari pelanggan untuk mulai pekerjaan.
The technician must verify all items on the trouble ticket. Once the technician is familiar with all issues, the work can begin. The technician is responsible for checking all device and network settings, and running any necessary utilities. The technician may also have to swap out suspected faulty hardware with known good hardware to determine if a hardware problem exists.
Teknisi itu harus memverifikasi semua materi di karcis gangguan. Begitu teknisi menjadi terbiasa dengan semua isu, pekerjaan itu dapat mulai. Teknisi bertanggung jawab atas mengecek semua pengaturan-pengaturan alat dan jaringan, dan menjalankan setiap kegunaan-kegunaan yang perlu. Teknisi itu boleh juga harus menukar ke luar perangkat keras yang keliru yang dicurigai dengan perangkat keras baik yang dikenal untuk menentukan jika suatu masalah perangkat keras ada.
2.3.3 Customer Site Procedures
2.3.3 Prosedur-prosedur Lokasi Pelanggan
The diagram depicts an on-site technician working with a customer.
Diagram melukiskan satu teknisi yang di tempat bekerja dengan suatu pelanggan.
Page 2:
Halaman 2:
When performing any troubleshooting tasks the customer site, especially when installing new or replacing existing equipment, it is important to minimize the risk of injury by following good safety practices. Many employers offer safety training as part of their employee services.
Ketika melaksanakan setiap tugas-tugas troubleshooting lokasi pelanggan, terutama ketika menerapkan baru atau menggantikan peralatan yang ada, adalah penting untuk memperkecil resiko dari luka dengan mengikuti keselamatan baik mempraktekkan. Banyak pemberi kerja menawarkan pelatihan keselamatan sebagai bagian dari pelayanan pegawai mereka.
Ladders
Tangga-tangga
Use ladders to reach high locations to install networking cable and to install or troubleshoot wireless access points in places that are difficult to reach. To reduce the risk of falling off the ladder or dropping equipment while climbing on the ladder, work with a partner whenever possible.
Tangga-tangga penggunaan untuk menjangkau lokasi-lokasi tinggi untuk menginstal kabel(telegram networking dan untuk menginstal atau troubleshoot akses tanpa kawat menunjuk pada tempatnya yang bersifat sulit untuk dinjangkau. Untuk mengurangi resiko tentang berkurang tangga atau meneteskan peralatan selagi memanjat di tangga, bekerja dengan seorang mitra kapan pun yang mungkin.
High or Dangerous Locations
Lokasi-lokasi Ketinggian atau Berbahaya
Sometimes network equipment and cables are located in high and dangerous places, such as on the side of a building, on roof tops, or in an internal structure such as an elevator shaft, that is not accessible by a ladder. Work performed at this type of location must be done very carefully. Using a safety harness reduces the risk of falling.
Kadang-kadang peralatan jaringan dan kabel ditempatkan di dalam ketinggian dan tempat-tempat berbahaya, seperti pada sisi suatu bangunan, di atap paling pandai, atau dalam satu struktur yang internal seperti satu cerobong lift, (yang) tidak dapat diakses oleh suatu tangga. Pekerjaan melaksanakan pada lokasi jenis ini harus dilakukan sangat secara hati-hati. Menggunakan suatu pakaian kuda keselamatan mengurangi resiko tentang jatuh.
Electrical Equipment
Perlengkapan Elektrik
If there is a risk of damaging or coming in contact with any electrical lines when handling hardware, consult with the electrician of the customer about measures that can be taken to reduce the risk of electrical shock. Coming in contact with electrical equipment may result in serious personal injury.
Jika ada suatu resiko tentang merusakkan atau bertemu dengan/ mengenai setiap bentuk elektrik ketika menangani perangkat keras, bicarakan dengan tukang listrik dari pelanggan tentang ukuran-ukuran bahwa dapat diambil untuk mengurangi resiko dari goncangan elektrik. Bertemu dengan/ mengenai perlengkapan elektrik boleh mengakibatkan luka pribadi serius.
Awkward Spaces
Ruang(spasi-ruang(spasi Canggung
Network equipment is often located in narrow and awkward spaces. Ensure that the work area is properly lighted and ventilated. Determine the best way to lift, install, and remove equipment to minimize the risks.
Peralatan jaringan sering ditempatkan di dalam sempit dan ruang(spasi-ruang(spasi canggung. Pastikan bahwa bidang pekerjaan adalah dengan baik tersinari dan berventilasi. Tentukan cara terbaik untuk mengangkat, menginstal, dan mencabut peralatan untuk memperkecil resiko-resiko.
Heavy Equipment
Alat Berat
Networking devices can be large and heavy. Plan to have the correct equipment and trained personnel when heavy equipment needs to be installed or moved at a customer site.
Alat-alat networking dapat besar dan berat. Rencanakan untuk memiliki peralatan yang benar dan melatih personil ketika alat berat perlu untuk diinstall atau yang dipindahkan pada suatu lokasi pelanggan.
2.3.3 Customer Site Procedures
2.3.3 Prosedur-prosedur Lokasi Pelanggan
The diagram depicts images of customer site safety related issues, including ladders, high or dangerous locations, electrical equipment, and heavy equipment.
Diagram melukiskan gambaran-gambaran dari keselamatan lokasi pelanggan berhubungan isu-isu, termasuk tangga-tangga, ketinggian atau lokasi-lokasi berbahaya, perlengkapan elektrik, dan alat berat.
Page 3:
Halaman 3:
After the technician makes any configuration changes or installs new equipment, the technician must observe the results to ensure proper operation. When finished, the technician communicates the nature of the identified problem to the customer, what solution was applied, and any follow-up procedures. Before the problem can be considered fully resolved, the technician must obtain the acceptance of the customer. The technician can then close the trouble ticket and document the solution.
Setelah teknisi membuat setiap konfigurasi berubah atau menginstal peralatan baru, teknisi itu harus mengamati hasil-hasil itu untuk memastikan operasi yang tepat. Ketika menyelesaikan, teknisi komunikasi;kan sifat alami masalah yang dikenali kepada pelanggan, apa yang solusi diterapkan, dan setiap prosedur-prosedur tindak lanjut. Sebelum masalah itu dapat dipertimbangkan secara penuh dipecahkan, teknisi itu harus memperoleh penerimaan dari pelanggan. Teknisi itu kemudian bisa menutup karcis gangguan dan mendokumentasikan solusi.
A copy of the documentation is left with the customer. The document includes the original help desk call problem and the actions taken to solve the problem. The technician records the solution, and the customer acceptance is indicated on the trouble ticket. For future reference, the technician also records the problem and the solution in the help desk documentation and FAQs.
Suatu salinan dari dokumentasi itu ditinggalkan dengan pelanggan. Dokumen memasukkan di dalamnya meja tulis bantuan yang asli sebut(panggil masalah dan tindakan-tindakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Teknisi merekam solusi, dan penerimaan pelanggan ditandai di karcis gangguan. Untuk acuan yang masa depan, teknisi juga merekam masalah dan solusi di dalam dokumentasi meja tulis bantuan dan FAQs.
In some cases, an on-site technician can uncover network problems that require upgrades or reconfiguration of the network devices. When this occurs, it may be outside of the scope of the original trouble ticket. These issues are usually communicated to both the customer and the ISP network personnel for further action.
Dalam beberapa hal, satu teknisi yang di tempat dapat membongkar permasalahan jaringan bahwa memerlukan upgrade-upgrade atau konfigurasi kembali alat-alat jaringan. Ketika ini terjadi, mungkin saja di luar lingkup dari karcis gangguan yang asli. Isu-isu ini biasanya dikomunikasikan kepada kedua-duanya pelanggan dan personil jaringan ISP untuk tindakan lebih lanjut.
2.4.1 Summary
2.4.1 Summary
Six Diagrams, Slider Graphic
Enam Diagram, Grafik Pisau Pelat-Atas
Diagram 1, Image
Diagram 1, Gambaran
The diagram depicts a flowchart of the process used by a helpdesk to solve a network problem.
Diagram melukiskan suatu diagram alur dari proses yang digunakan oleh suatu helpdesk untuk memecahkan suatu masalah jaringan.
Diagram 1 text
Diagram 1 teks
Help desk technicians provide solutions to customers network problems.
Bantu teknisi-teknisi meja tulis menyediakan solusi-solusi kepada permasalahan jaringan pelanggan-pelanggan.
User support usually exists at three levels: Tier 1, Tier 2, and Tier 3.
Dukungan pengguna biasanya ada pada tiga tingkatan: Strata 1, Strata 2, dan Tier 3.
Incident management is the basic procedure followed when a help desk technician initiates the standard problem solving processes.
Manajemen peristiwa adalah prosedur dasar mengikuti ketika suatu teknisi meja tulis bantuan memulai proses-proses pemecahan masalah patokan.
Help desk operation relies on opening trouble tickets and logging information.
Bantu operasi meja tulis bersandar pada membuka karcis-karcis gangguan dan membukukan informasi.
Diagram 2, Image
Diagram 2, Gambaran
The diagram depicts an on-site technician working with a customer.
Diagram melukiskan satu teknisi yang di tempat bekerja dengan suatu pelanggan.
Diagram 2 text
Diagram 2 teks
Customer service and interpersonal skills are important when handling difficult clients and incidents.
ketrampilan-ketrampilan Layanan Pelanggan dan hubungan antar pribadi bersifat penting ketika menangani klien-klien dan peristiwa-peristiwa sulit.
Skills required by help desk technicians for successful communication include:
Ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan oleh teknisi-teknisi meja tulis bantuan untuk komunikasi sukses memasukkan di dalamnya:
Preparation
Persiapan
Courteous greeting
Sambutan ramah
Listening to the customer
Mendengarkan pelanggan
Adapting to customer temperament
Mengadaptasikan kepada perangai pelanggan
Correctly diagnosing a simple problem
Secara benar mendiagnose suatu masalah yang sederhana
Logging the call
Membukukan panggilan
Diagram 3, Image
Diagram 3, Gambaran
The diagram depicts the layers of the O S I model.
Diagram melukiskan lapisan-lapisan dari o aku model.
Diagram 3 text
Diagram 3 teks
A layered approach is used for troubleshooting.
Suatu pendekatan yang layered digunakan untuk troubleshooting.
The O S I Model breaks the task of network communications down into multiple processes. Each process is a small part of the larger task.
o aku Model pecah(rinci tugas dari komunikasi-komunikasi jaringan ke dalam proses-proses yang ganda. Masing-masing proses adalah suatu bagian kecil dari tugas yang lebih besar.
The seven layers of the O S I reference model can be divided into two categories: upper and lower layers.
Tujuh lapisan dari o aku model acuan dapat dibagi menjadi dua kategori: atas dan menurunkan lapisan-lapisan.
Diagram 4, Image
Diagram 4, Gambaran
The diagram depicts protocols, technologies, and components associated with each layer.
Diagram melukiskan protokol-protokol, teknologi, dan komponen-komponen berhubungan dengan masing-masing lapisan.
Diagram 4 text
Diagram 4 teks
Upper layers consist of any layer above the Transport Layer and are implemented in software.
Lapisan atas terdiri atas setiap lapisan di atas Lapisan Transpor dan diterapkan di dalam perangkat lunak.
Lower layers consist of the Transport, Network, Data Link, and Physical Layers and handle data transport functions.
Lapisan-lapisan lebih rendah terdiri atas Transport, Jaringan, Mata rantai Data, dan Lapisan fisik dan pengangkutan data tangkai berfungsi.
Using the O S I model, the help desk technician can troubleshoot using the following approaches: bottom-up, top-down, or divide-and-conquer.
Menggunakan o aku model, teknisi meja tulis bantuan dapat troubleshoot menggunakan pendekatan yang berikut: dari bawah ke atas, kepala, menurun/jatuh, atau divide-and-conquer.
Diagram 5, Image
Diagram 5, Gambaran
The diagram depicts a work order.
Diagram melukiskan suatu pesanan pekerjaan.
Diagram 5 text
Diagram 5 teks
Some of the most common customer service calls are about email and connectivity issues.
Sebagian dari layanan pelanggan yang paling umum sebut(panggil adalah tentang email dan keterhubungan mengeluarkan.
Information gathered from the customer is transferred to the trouble ticket.
Informasi mengumpulkan dari pelanggan ditransfer ke karcis gangguan.
Diagram 6, Image
Diagram 6, Gambaran
The diagram depicts an on-site technician working with a customer.
Diagram melukiskan satu teknisi yang di tempat bekerja dengan suatu pelanggan.
Diagram 6 text
Diagram 6 teks
Level 1 and Level 2 help desk technicians attempt to solve customer problems over the telephone, web, or remote desktop sharing applications.
Kukur 1 dan Level 2 usaha teknisi-teknisi meja tulis bantuan untuk memecahkan permasalahan pelanggan per telepon, web, atau aplikasi-aplikasi pembagian desktop remote.
Sometimes it is necessary to dispatch a Level 3 on-site technician.
Kadang-kadang perlu mengirimkan suatu Level 3 teknisi yang di tempat.
It is important to document the solution in the customer work, the trouble ticket, and in a knowledge-base document for future reference.
Adalah penting untuk mendokumentasikan solusi di dalam pekerjaan pelanggan, karcis gangguan, dan di suatu dokumen basis pengetahuan untuk acuan yang masa depan.
2.4 Chapter Summary
24 Ringkasan Bab
2.4.1 Summary
2.4.1 Summary
Page 1:
Halaman 1:
2.5.1 - Quiz
2.5.1 -Ulangan/ ujian
Chapter 2 Quiz: Help Desk
Bab 2 Ulangan/ ujian: Bantu Meja tulis
1.Identify the network function listed below with the correct layer to which it belongs. (Answer will be either the Transport Layer or the Network Layer.)
1Identify fungsi jejala mendaftar di bawah dengan lapisan yang benar kepada mana itu menjadi anggota. (Jawaban akan yang manapun Lapisan Transpor atau Lapisan Jaringan.)
A.packages data in segments for transmission.
Apackages data di dalam segmen-segmen untuk transmisi.
B.routes packets between networks.
Broutes paket-paket antara jaringan.
C.encapsulates data in packets for transmission.
Cencapsulates data di dalam paket-paket untuk transmisi.
D.uses UDP for realtime data streaming.
Duses UDP untuk pengaliran data yang realtime.
E.adds port numbers.
Eadds angka-angka port.
F.adds IP addresses to data packets.
Fadds protokol internet menunjukkan paket-paket data.
2.Using a systematic troubleshooting approach, a help desk technician suspects a problem at Layer 3 of the O S I model. Which two questions could be asked to isolate the problem to Layer 3? (Choose two.)
2Using suatu pendekatan troubleshooting yang sistematis, suatu teknisi meja tulis bantuan mencurigai suatu masalah pada Layer 3 o aku model. Dua pertanyaan-pertanyaan yang mana bisa diminta untuk isolat masalah itu ke(pada Layer 3? (Pilih dua.)
A.Is your PC configured for DHCP?
AIs PC mu mengatur untuk DHCP?
B.Can you browse to www.cisco.com?
BCan anda telusur ke(pada www.cisco.com?
C.Is your network cable plugged in?
CIs kabel(telegram jaringan mu menyambungkan?
D.Can you ping your default gateway?
DCan anda pintu gerbang asumsi ping mu?
E.Do you see a link light on your network card?
EDo anda melihat suatu mata rantai menerangi di kartu jaringan mu?
3.Identify the questions in the correct order if a help desk technician is using a bottom-up approach to troubleshooting. (For example, Question 1 would refer to the first question a help desk technician would ask, Question 2 would refer to the second question a help desk technician would ask, etc.)
3Identify pertanyaan-pertanyaan di dalam order(pesanan yang benar jika suatu teknisi meja tulis bantuan sedang menggunakan suatu pendekatan bawah-atas ke(pada troubleshooting. (Sebagai contoh, Pertanyaan 1 akan mengacu pada pertanyaan yang pertama suatu teknisi meja tulis bantuan akan minta(tanya, Pertanyaan 2 akan mengacu pada pertanyaan suatu teknisi meja tulis bantuan yang kedua akan minta(tanya, dll.)
a.Is your network cable securely connected?
aIs kabel(telegram jaringan mu dengan aman menghubungkan?
b.What mail server is listed in the outgoing server setting?
bWhat server surat didaftarkan di dalam pengaturan server yang ramah?
c.Is your Windows firewall blocking port 25?
cIs port pengeblokan firewall Windows mu 25?
d.Do you see a link light on your network card?
dDo anda melihat suatu mata rantai menerangi di kartu jaringan mu?
e.What is the subnet mask on Local Area Connection 2?
eWhat adalah subjaringan menyembunyikan di Local Area Connection 2?
1.Question 1
1Question 1
2.Question 2
2Question 2
3.Question 3
3Question 3
4.Question 4
4Question 4
5.Question 5
5Question 5
4.A customer call has been escalated to an on-site technician because the level 1 and 2 technicians could not determine the problem. Which three tasks would be performed by the on-site technician? (Choose three.)
4A panggilan pelanggan sudah diperluas kepada satu teknisi yang di tempat karena tingkatan 1 dan 2 teknisi tidak bisa menentukan masalah. Tiga tugas yang mana akan dilaksanakan oleh teknisi yang di tempat? (Pilih tiga.)
A.open the trouble ticket and enter customer information.
Aopen karcis gangguan dan masuk informasi pelanggan.
B.replace faulty cables or connections.
Breplace kabel atau koneksi-koneksi yang keliru.
C.check to see if the ISP email server is working.
Ccheck untuk melihat jika ISP mengirimkan email kepada server sedang bekerja.
D.correct PC network settings and run any necessary utilities.
Dcorrect PC pengaturan-pengaturan jaringan dan menjalankan setiap kegunaan-kegunaan yang perlu.
E.swap out suspected faulty hardware with known good hardware.
Eswap ke luar mencurigai perangkat keras yang keliru dengan perangkat keras baik yang dikenal.
F.check the customer account payment status.
Fcheck status bayar rekening langganan.
5.Which two actions should be taken after a customer problem is resolved by the ISP help desk? (Choose two.)
5Which dua tindakan harus diserupai suatu masalah pelanggan dipecahkan oleh ISP membantu meja tulis? (Pilih dua.)
A.delete the trouble ticket from the database.
Adelete karcis gangguan dari database.
B.document the solution in the trouble ticket or work order.
Bdocument solusi di dalam karcis gangguan atau pesanan pekerjaan.
C.escalate the trouble ticket to Level 2 for future reference.
Cescalate karcis gangguan ke(pada Level 2 untuk acuan yang masa depan.
D.file a work order for customer notification.
Dfile suatu pesanan pekerjaan untuk pemberitahuan pelanggan.
E.copy the solution into a knowledge-base document for future reference.
Ecopy solusi ke dalam suatu dokumen basis pengetahuan untuk acuan yang masa depan.
6.Which two scenarios are common causes of physical network connectivity problems? (Choose two)
6Which dua skenario bersifat umum penyebab permasalahan keterhubungan jaringan secara fisik? (Pilih dua)
A.monitor unplugged.
Amonitor tercabut.
B.Ethernet cable plugged into wrong port.
BEthernet kabel(telegram mengisi ke dalam port yang salah.
C.incorrect default gateway.
Cincorrect lalai pintu gerbang.
D.unassigned IP address.
alamat protokol internet Dunassigned.
E.faulty Ethernet cable.
Efaulty Kabel(telegram eternet.
7.Match the network component or function to its associated layer (Physical, Data link or Network)
7Match komponen jaringan atau fungsi kepada lapisan nya yang yang dihubungkan (Secara fisik, Data mata rantai atau Network)
a.twisted-pair cable.
atwisted-pair kabel(telegram.
b.IP Address.
bIP Address.
c.routing.
crouting.
d.switching.
dswitching.
e.MAC Address.
eMAC Address.
f.repeater.
frepeater.
8.What two tasks should an on-site technician perform before beginning any troubleshooting or repair at the customer site? (Choose two.)
8What dua tugas perlu satu teknisi yang di tempat melaksanakan sebelum mulai setiap troubleshooting atau perbaikan di lokasi pelanggan? (Pilih dua.)
A.review the trouble ticket with the customer to verify the information is correct.
Areview karcis gangguan dengan pelanggan itu untuk memverifikasi informasi itu benar.
B.take damaged equipment to the ISP site for repair.
Btake merusakkan peralatan kepada lokasi ISP untuk perbaikan.
C.document the troubleshooting tasks performed and the solution.
Cdocument tugas-tugas troubleshooting melaksanakan dan solusi.
D.provide identification, including name and place of employment.
Dprovide identifikasi, termasuk nama dan tempat bekerja.
E.examine cabling to determine if it is faulty or connected into the wrong port.
Eexamine pemasangan kabel untuk menentukan jika itu adalah yang keliru atau menghubungkan ke dalam port yang salah.
9.Match the technical skill to the appropriate help desk activity.
9Match kecakapan teknis itu kepada aktivitas meja tulis bantuan yang sesuai.
Technical Skill
Kecakapan Teknis
a.Make notes regarding the resolution of a help desk case.
aMake mencatat mengenai resolusi suatu kasus meja tulis bantuan.
b.Answer a call in a friendly, professional manner.
bAnswer suatu mengundang suatu cara yang ramah, profesional.
c.Speak in a calm, reassuring manner.
cSpeak di suatu cara yang tenang, menenteramkan hati.
d.Get all relevant information from the customer.
dGet semua informasi terkait dari pelanggan.
e.Use analytical tools to provide a problem resolution.
eUse perkakas analitis untuk menyediakan suatu resolusi masalah.
Help Desk Activity
Bantu Aktivitas Meja Tulis
1.diagnosing a problem correctly.
1diagnosing suatu masalah secara benar.
2.adapting to customer temperament.
2adapting kepada perangai pelanggan.
3.providing a courteous greeting.
3providing suatu sambutan yang ramah.
4.logging the call.
4logging panggilan.
5.listening to customer.
5listening kepada pelanggan.
10.An ISP customer calls to report that the web server web-s1.cisco.com is not reachable through a web browser. The technician uses command line utilities to verify the problem and to begin the troubleshooting process. Based on the results shown below, what two things can be determined about the problem? (Choose two.)
10An ISP pelanggan sebut(panggil untuk melaporkan bahwa server web web-s1.cisco.com bukanlah dapat dicapai melalui suatu browser web. Teknisi menggunakan kegunaan-kegunaan baris perintah untuk memverifikasi masalah itu dan untuk mulai proses troubleshooting. Yang yang didasarkan pada hasil-hasil menunjukkan di bawah, apa yang dua berbagai hal dapat ditentukan sekitar masalah? (Pilih dua.)
D:\>ping web-sl.cisco.com
D:\ web-sl.cisco.com
Unknown host web-sl.Cisco.com
Tuan rumah yang tak dikenal web-sl.Cisco.com
D:\>ping 192.168.0.10
D:\ 192.168.0.10
Pinging 192.168.0.10 with 32 bytes of data:
Ping 192.168.0.10 dengan 32 byte dari data:
Reply from 192.168.0.10 bytes=32 time<10ms TTL=128
Menjawab dari 192.168.0.10 bytes=32 time TTL=128
Repiy from 192.168.0.10 bytes=32 time<10ms TTL=128
Repiy dari 192.168.0.10 bytes=32 time TTL=128
Repiy from 192.168.0.10 bytes=32 time<10ms TTL=128
Repiy dari 192.168.0.10 bytes=32 time TTL=128
Reply from 192.168.0.10 bytes=32 time<10ms TTL=128
Menjawab dari 192.168.0.10 bytes=32 time TTL=128
Ping statistics for 192.168.0.10:
Statistika ping untuk 192.168.0.10:
Packets: Sent = 4, Received = 4.; Lost = 0 <0>: loss>.
Paket-paket: Yang dikirim =4, Diterima =4.; Hilang = 0 <0>: kerugian>.
Approximate round trip times in milli-seconds:
Dekati perjalanan pulang pergi waktu di dalam milli: [detik / barang bekas]:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
Minimum =0ms, Maksimum =0ms, Rata-rata =0ms
A.The web server at 192.168.0.10 is reachable from the source host.
AThe server web pada 192.168.0.10 dapat dicapai dari tuan rumah sumber.
B.There is a problem with the web server software on web-s1.cisco.com.
BThere adalah suatu masalah dengan perangkat lunak server web di web-s1.cisco.com.
C.A router is down between the source host and the server web-s1.cisco.com.
CA penerus berada di bawah antara tuan rumah sumber dan server web-s1.cisco.com.
D.DNS cannot resolve the IP address for the server web-s1.cisco.com.
DDNS tidak bisa memutuskan alamat protokol internet untuk server web-s1.cisco.com.
E.The default gateway between the source host and the server at 192.168.0.10 is down.
EThe lalai pintu gerbang antara tuan rumah sumber dan server pada 192.168.0.10 berada di bawah.
11.What does a successful ping response from the 127.0.0.1 loopback address on a host indicate?
11What mengerjakan suatu ping yang sukses menanggapi dari 127.0.0.1 loopback menunjuk di suatu tuan rumah menandai (adanya)?
A.The default gateway is configured correctly.
AThe lalai pintu gerbang diatur secara benar.
B.The TCP/IP stack loaded correctly.
BThe TCP/IP tumpukan memuat secara benar.
C.The DNS server address is correctly configured.
CThe Server DNS alamat adalah secara benar diatur.
D.The DHCP configuration loaded correctly.
DThe DHCP konfigurasi memuat secara benar.
12.Which range of addresses is referred to as link-local addresses?
12Which cakupan dari alamat-alamat adalah dikenal sebagai menghubungkan alamat-alamat lokal?
A.127.0.0.0/16
A.127.0.0.0/16
B.192.168.1.0/24
B.192.168.1.0/24
C.169.254.0.0/16
C.169.254.0.0/16
D.10.0.0.0/16
D.10.0.0.0/16
2.5 Chapter Quiz
25 Ulangan/ ujian Bab
2.5.1 Quiz
2.5.1 Quiz
Page 1:
Halaman 1:
Take the chapter quiz to check your knowledge.
Ambil ulangan/ ujian bab untuk memeriksa pengetahuan mu.
Click the quiz icon to begin.
Klik ikon ulangan/ ujian untuk mulai.
3.1.1 - Documenting the Existing Network
3.1.1 -Dokumentasikan Existing Network
The diagram depicts questions that may be used to gather information in a site survey.
Diagram melukiskan pertanyaan-pertanyaan bahwa bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi di suatu survei tapak.
Number of Hosts and Users
Nomor dari Penghuni dan Para pemakai
How many network users, printers, and servers will the network support?
Berapa banyak para pemakai jaringan, pencetak-pencetak, dan server-server barulah dukungan jaringan?
To determine the number of network users that the network must support, be sure to consider the number of users that will be added over the next 12 months, and how many network printers and network servers the network has to accommodate.
Untuk menentukan banyaknya para pemakai jaringan yang jaringan harus mendukung, pasti untuk mempertimbangkan; menganggap banyaknya para pemakai bahwa akan ditambahkan dalam 12 bulan yang akan datang, dan berapa banyak pencetak-pencetak jaringan dan server jaringan jaringan itu harus mengakomodasi.
Internet Service and Equipment
Layanan Internet dan Peralatan
How does your business connect to the internet? Does the ISP provide the equipment or do you own it?
Bagaimana cara bisnis mu sambungkan ke internet? Apakah ISP menyediakan peralatan atau apakah Anda memilikinya?
Often when using a high speed internet connection such as DSL or cable, the service provider owns the equipment needed to connect to the internet (e.g. a DSL router or cable modem). If the connectivity is upgraded, the equipment that provides the connectivity may also need to be upgraded or replaced.
Sering kali ketika menggunakan suatu koneksi internet laju tinggi seperti DSL atau kabel(telegram, penyedia layanan memiliki peralatan yang diperlukan untuk sambungkan ke internet (eg. suatu penerus DSL atau modem kabel). Jika keterhubungan itu diupgrade, peralatan bahwa menyediakan keterhubungan itu boleh juga perlu untuk diupgrade atau digantikan.
Existing Network Devices
Alat-alat Jaringan Yang Ada
How many networking devices are installed on your network? What functions do they perform?
Berapa banyak alat-alat networking diinstall di jaringan mu? Apa yang berfungsi apakah mereka melaksanakan?
Understanding the existing number and types of networking equipment that are currently installed is critical to being able to plan for the upgrade. It is also necessary to document any configurations that are loaded on the existing devices.
Mengerti nomor dan jenis-jenis yang ada dari peralatan networking yang sekarang ini diinstall kritis kepada mampu untuk merencanakan karena upgrade. Ini juga perlu mendokumentasikan setiap konfigurasi-konfigurasi yang terisi di alat-alat yang ada.
Security Requirements
Persyaratan-persyaratan Keamanan
Do you have a firewall in place to protect your network?
Apakah Anda mempunyai suatu firewall pada tempatnya untuk melindungi jaringan mu?
When a private network connects to the internet, it opens physical links to more than 50,000 unknown networks and all their unknown users. While this connectivity brings exciting opportunities for information sharing, it also brings threats to information not meant for sharing. Integrated Services Routers incorporate firewall features along with other functionality.
Ketika suatu jaringan pribadi sambungkan ke internet, itu open sambungan secara fisik dengan lebih dari (sekedar) 50,000 jaringan yang tak dikenal dan semua para pemakai mereka yang tak dikenal. Sementara keterhubungan ini membawa peluang mengejutkan untuk pembagian informasi, itu juga membawa ancaman-ancaman kepada informasi tidak bermaksud/arti karena membagi. Mengintegrasikan Penerus-penerus Jasa menyertakan fitur firewall beserta kemampuan yang lain.
Application Requirements
Persyaratan-persyaratan Aplikasi
What applications does the network need to support? Do you require services for applications such as IP telephony or videoconferencing?
Apa yang aplikasi-aplikasi jaringan perlu untuk mendukung? Apakah Anda memerlukan jasa untuk aplikasi-aplikasi seperti protokol internet teleponi atau videoconferencing?
It is important to identify the needs of particular applications, especially voice and video. These applications may require additional network device configuration and new ISP services to support the necessary quality.
Adalah penting untuk mengidentifikasi kebutuhan dari aplikasi-aplikasi yang tertentu, terutama suara dan video. Aplikasi-aplikasi ini boleh memerlukan konfigurasi alat jaringan tambahan dan jasa ISP baru untuk mendukung mutu yang perlu.
Wireless Requirements
Persyaratan-persyaratan Tanpa Kawat
Would you like a wired, wireless, or wired + wireless local-area network (LAN)? How many square feet must the wireless LAN (W LAN) cover?
Anda senangi suatu yang dilengkapi, tanpa kawat, atau dilengkapi +jaringan bidang lokal tanpa kawat (LAN)? Berapa banyak kaki yang bujur sangkar harus Lan Nirkabel (W LAN) tutup?
It is possible to connect computers, printers, and other devices to the network using a traditional wired network (10 /100) switched Ethernet), a wireless only network (802.11x), or to implement a combination of wired and wireless networking. Each wireless access point, which connects the wireless desktop and laptop computers to the network, has a given range. To estimate the number of access points that are required, it is necessary to have the number of square feet and the physical characteristics of the location that the wireless network must cover.
Dimungkinkan untuk sambung komputer-komputer, pencetak-pencetak, dan alat-alat lain kepada jaringan yang menggunakan suatu jaringan yang dilengkapi tradisional (10 /100) menswitch Ethernet), sekedar jaringan tanpa kawat (80211x), atau untuk menerapkan suatu kombinasi networking tanpa kawat dan yang dilengkapi. Masing-masing titik akses yang tanpa kawat, yang sambung desktop dan komputer laptop yang tanpa kawat kepada jaringan, sudah suatu cakupan yang diberi. Untuk menaksir banyaknya poin-poin akses yang diperlukan, perlu mempunyai banyaknya kaki yang bujur sangkar dan karakteristik-karakteristik yang secara fisik dari lokasi yang jaringan yang tanpa kawat harus menutup(meliput.
________________________________________
Go To Next
Pergi Ke Yang berikutnya
Go To Previous
Pergi Ke Yang sebelumnya
Scroll To Top
Gulungan Kepada Kepala
________________________________________
All contents copyright © 2007-2008 Cisco Systems, Inc. All | Translated by the Cisco Networking Academy. About
Semua hak cipta isi-isi ©2007-2008 Cisco Systems, Inc. All |Yang diterjemahkan oleh Cisco Networking Academy. Sekitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar