Ingin Trip ke Ujung genteng? Jika belum pernah kesana sebaiknya harus mengetahui kondisi jalur dan keadaan disana, sehingga perjalananpun bisa direncanakan dengan baik.
Berikut beberapa hal yang saya ingin bagikan berdasarkan pengalaman saya ketika berkunjung kesana.
Jalur perjalan disana banyak sekali jalan yang rusak, dan di Ujung gentengnya sendiri pun jalannya tidak bagus, jadi saran saya jangan pakai mobil dengan ground clerance yang rendah.
Kemarin saya mengendarai "Daihatus Ayla", kendaraan imut ini walaupun kecil tetapi punya ground clearance yang tinggi, kalau belum di modifikasi.
Jangan coba-coa menggunakan mobil yang rendah seperti sedan atau yang sudah di modifikasi, beresiko tersangkut dan hancur nanti bawahnya.
2. Penginapan
Saya mengandalkan google map untuk melihat lokasi-lokasi penginapan disekitar, kenapa google map? ya, dengan google map bukan hanya ada no. telp yang bisa dihubungi, tetapi kita juga bisa melihat lokasi tepatnya penginapan tersebut apakah dekat pantai atau tidak.
Harga penginapan juga bervariasi tergantung lokasi dan kelas penginapannya, sekitar 150rb - 600rb.
Setelah menghubungi beberapa penginapan akhirnya saya memutuskan penginapan "Pondok Alief" yang dipilih. ( https://pondokalief.wordpress.com/2013/08/15/pondok-alief-pangumbahan-ujung-genteng/ ).
Saya booking kamar "Type Kerapu" dengan harga 250rb sudah ada AC & TV dan bisa diisi max 5 orang, sesuai dengan jumlah kami.
1 minggu sebelum trip, saya transfer uang DP sebagai tanda jadi.
2. Menentukan jalur perjalanan.
Saran saya sebaiknya banyak browsing untuk mengetahui kondisi jalan dari para backpaker yang sudah pernah kesana.
Ada 2 jalur untuk pergi kesana.
Jalur 1. Menuju kearah Pelabuhan ratu.
Jalur ini yang paling aman dan sering digunakan.
Bekasi - Toll Jagorawi - Cibadak - Pelabuhan ratu (Jl. Nasional III - Jl. Raya Pelabuhan Ratu) - sebelum sampai pelabuhan ratu, kita akan menemui pertigaan menuju Jl. Cipatuguran - Jl. Jampang Kulon - Surade - Ujung genteng.
Jalur Cibadak - Pelabuhan ratu adalah jalan berkelok tetapi cukup luas. karena masih banyak Bus yang melewati jalur ini.
Jalur Pelabuhan ratu - Ujung genteng juga jalan berkelok tetapi lebih sempit karena hanya cukup untuk 2 mobil. kendaraan Bus tidak akan bisa lewat sini. jaga kecepatan ketika berbelok karena banyak tikungan tajam dan sangat berbahaya jika berpapasan kendaraan lawan arah.
Jalan yang sempit bisa menyebabkan kendaraan bersenggolan.
Jalur 2. Sukabumi - Jampang tengah
Jalur ini tidak umum, secara jarang memang lebih dekat dari jalur pertama.
Bekasi - Toll jagorawi - Cibadak - Sukabumi - Jl. Pelabuhan II - Pangleseran - Jampang tengah - Jampang Kulon - Surade - Ujung genteng.
Jika jalur pertama jalan tersulit hanya Pelabuhan ratu - Cipatuguran - Jampang kulon - Surade - Ujung genteng.
Maka di jalur ini, jalur sempit dan berkelok jauh lebih panjang Sukabumi - Ujung genteng.
kalian hampir tidak akan menemui jalur lurus yang panjang. sepanjang perjalan kalian akan di penuhi jalan berkelok dan mendaki.
Untuk supir, akan sangat lelah karena tangan akan selalu memutar setir kekanan dan kiri, gas dan kopling tak pernah berhenti.
Penumpang yang tidak pernah mabuk pun bisa dibuat mual-mual.
3. Wisata
Ada beberapa lokasi pantai disana. tetapi saya hanya mendatangi 3 pantai yang ada.
a. Pantai Cibuaya.
Pantai ini tidak cocok untuk berenang. Selain ombak yang tinggi, di Pantai ini banyak terdapat karang yang tajam.
Wajib menggunakaan alas kaki jika tidak ini terluka.
Kita hanya bisa menikmati suasana laut dan suara deburan ombak.
Ada hal yang cukup menarik disini, dikarenakan banyak karang disini, ketika air laut sedang surut, banyak sekali ikan-ikan kecil yang terjebak di tengah-tengah karang sehingga tidak dapat kembali ke lautan.
Ikan-ikan kecil ini cukup cantik untuk menjadi ikan hias, sangat menggoda bagi yang memiliki aquarium air laut.
b. Pantai Pangumbahan ( Penangkaran Anak Penyu / Tukik ).
Pantai ini adalah salah satu primadona disini, yang membuat beda dengan pantai-pantai lainnya adalah pantai ini adalah tempat para Penyu bertelur dimalam hari.
Pantai ini cukup jauh dari lokasi penginapan, dan kondisi jalan yang hanya terdiri dari bebatuan tidak rata.
Selain hamparan pasir putih yang indah dan garis pantai yang panjang, di pantai ini terdapat penangkaran untuk telur penyu.
Ketika penyu dewasa bertelur dimalam hari, makan terlur ini akan dipindahakan ke area penangkaran hingga akhirnya menetas.
Anak penyu atau Tukik yang sudah menetas akan dilepas sore harinya.
Pelepasan anak tukik tidak ada jadwal harinya, karena pelepasan tukik akan dilakukan jika ada telur-telur yang menetas.
Jika beruntung dan saya termasuk salah satu pengunjung yang beruntung waktu itu, karena sempat menyaksikan anak-anak penyu ini dilepas menuju lautan untuk bertahan hidup.
Hari itu sekitar 250 ekor tukik yang dilepas di bibir pantai, penyu dibiarkan berlari bebas menuju lautan lepas.
c. Pantai Pasir Putih.
Pantai ini tidak kalah indah dengan pantai panngumbahan, karena masih dalam 1 garis pantai dan hanya dipisahkan oleh karang besar.
Lokasi pantai ini masih satu jalur dengan pantai pangumbahan, tetapi sedikit lebih jauh.
Jalur menuju pantai ini masih sangat alami, selain jalan bebatuan, beberapa jalan harus melewati rerumputan dan jalan tanah yang berlumpur, Alhamdulillah si neng Ayla masih sanggup melaluinya walau hati menjadi khawatir karena takut terjebak didalam lumpur.
Kita akan melewati padang rumput dan kebun pepaya sebelum akhirnya sampai diarea parkir kendaraan.
Dari lokasi parkir kendaraan, kita masih harus berjalan kaki sekitar 5-10 menit.
Jalur yang dilalui ini kali ini harus menembus area pepohonan bakau dan menyusuri sungai sebelum akhirnya disambut oleh suara deburan ombak yang berasal dari pantai pasir putih.
Hamparan pasir putih yang luas sejauh mata memandang telah membayar lunas perjuangan menuju pantai ini.
Sayang waktu itu ombak sedah tinggi sehingga saya tidak bisa berenang, dan hanya bisa bermain dipinggir pantai, tetapi itu tidak membuat saya kecewa.
Pantai yang luas, pengunjung yang tidak ramai, membuat kita bisa bermain bebas di pantai ini.
Nb.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi belum pernah datang kesini dan tidak ingin menggunakan jasa travel.
Sehingga kita bisa merencanakan perjalan dengan baik.
Ketika ingin kembali kedaerah masing-masing, sebaiknya hindari pulang disore hingga malam hari.
Dikarenakan jalur perjalan yang minim penerangan, jalur gelap dan berliku sangat berbahaya untuk berkendara bagi yang tidak mengenal jalur dengan baik.
Kita hanya bisa menikmati suasana laut dan suara deburan ombak.
Ada hal yang cukup menarik disini, dikarenakan banyak karang disini, ketika air laut sedang surut, banyak sekali ikan-ikan kecil yang terjebak di tengah-tengah karang sehingga tidak dapat kembali ke lautan.
Ikan-ikan kecil ini cukup cantik untuk menjadi ikan hias, sangat menggoda bagi yang memiliki aquarium air laut.
b. Pantai Pangumbahan ( Penangkaran Anak Penyu / Tukik ).
Pantai ini adalah salah satu primadona disini, yang membuat beda dengan pantai-pantai lainnya adalah pantai ini adalah tempat para Penyu bertelur dimalam hari.
Pantai ini cukup jauh dari lokasi penginapan, dan kondisi jalan yang hanya terdiri dari bebatuan tidak rata.
Selain hamparan pasir putih yang indah dan garis pantai yang panjang, di pantai ini terdapat penangkaran untuk telur penyu.
Ketika penyu dewasa bertelur dimalam hari, makan terlur ini akan dipindahakan ke area penangkaran hingga akhirnya menetas.
Anak penyu atau Tukik yang sudah menetas akan dilepas sore harinya.
Pelepasan anak tukik tidak ada jadwal harinya, karena pelepasan tukik akan dilakukan jika ada telur-telur yang menetas.
Jika beruntung dan saya termasuk salah satu pengunjung yang beruntung waktu itu, karena sempat menyaksikan anak-anak penyu ini dilepas menuju lautan untuk bertahan hidup.
Hari itu sekitar 250 ekor tukik yang dilepas di bibir pantai, penyu dibiarkan berlari bebas menuju lautan lepas.
c. Pantai Pasir Putih.
Pantai ini tidak kalah indah dengan pantai panngumbahan, karena masih dalam 1 garis pantai dan hanya dipisahkan oleh karang besar.
Lokasi pantai ini masih satu jalur dengan pantai pangumbahan, tetapi sedikit lebih jauh.
Jalur menuju pantai ini masih sangat alami, selain jalan bebatuan, beberapa jalan harus melewati rerumputan dan jalan tanah yang berlumpur, Alhamdulillah si neng Ayla masih sanggup melaluinya walau hati menjadi khawatir karena takut terjebak didalam lumpur.
Kita akan melewati padang rumput dan kebun pepaya sebelum akhirnya sampai diarea parkir kendaraan.
Dari lokasi parkir kendaraan, kita masih harus berjalan kaki sekitar 5-10 menit.
Jalur yang dilalui ini kali ini harus menembus area pepohonan bakau dan menyusuri sungai sebelum akhirnya disambut oleh suara deburan ombak yang berasal dari pantai pasir putih.
Hamparan pasir putih yang luas sejauh mata memandang telah membayar lunas perjuangan menuju pantai ini.
Sayang waktu itu ombak sedah tinggi sehingga saya tidak bisa berenang, dan hanya bisa bermain dipinggir pantai, tetapi itu tidak membuat saya kecewa.
Pantai yang luas, pengunjung yang tidak ramai, membuat kita bisa bermain bebas di pantai ini.
Nb.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi belum pernah datang kesini dan tidak ingin menggunakan jasa travel.
Sehingga kita bisa merencanakan perjalan dengan baik.
Ketika ingin kembali kedaerah masing-masing, sebaiknya hindari pulang disore hingga malam hari.
Dikarenakan jalur perjalan yang minim penerangan, jalur gelap dan berliku sangat berbahaya untuk berkendara bagi yang tidak mengenal jalur dengan baik.
Mantap Gan infonya.
BalasHapusKalau boleh tau, bawa Ayla ke Ujung Genteng bawa penumpang berapa?
5 orang dewasa + 1 anak kecil gan....
HapusKenapa milih Pondok Alief Gan?
HapusPenginapannya deket pantai apa gmn?
maaf agak lama balasnya... tempat luas buat parkir dan yang utama harganya masuk akal dan lokasi cukup pas menghadap laut walau pantainya banyak karang...
Hapus